Penulis: H. Maulwi Saelan
Penerbit: Yayasan Hak Bangsa, Jakarta
Tahun: 2001
Jumlah Halaman: xxii + 410
ISBN : 97696535-0-9
Buku ini diterbitkan dalam rangka
peringatan 100 tahun Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia. Ditulis
sendiri oleh Maulwi Saelan, seorang ajudan pribadi Presiden Soekarno, yang
mendampingi beliau pada hari hari terakhirnya. Maulwi Saelan juga adalah Wakil
Komandan Resimen Tjakrabirawa. Menurut
Maulwi Saelan, buku ini bukanlah buku autobiografi, namun hanya sekadar catatan
perjalan hidup dengan segala romantikanya, terutama saat terjadinya revolusi
fisik bangsa Indonesia, dan keterkaitannya dengan pemimpin besar revolusi : Bung
Karno.
Terdiri dari 410 halaman dan terbagi
dalam 24 bab, diawali dengan daftar isi, pengantar redaksi dan seulas pengantar
dari penulis. Pada bagian awal buku, juga menarik disimak beberapa foto hitam
putih kegiatan Maulwi Saelan saat menjadi pemain sepakbola nasional, yang
awalnya merupakan pemain Jakarta, lalu kemudian menjadi pemain PSSI (Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia), dan bahkan pernah menjadi Ketua Umum PSSI.
Maulwi Saelan lahir di Makassar 8
Agustus 1926, dan sejak kecil sudah bercita cita jadi pemain sepak bola
meskipun olah raga lain juga digemarinya seperti atletik dan tennis. Pada
Olympiade XVI 1956 di Melbourne Australia, Maulwi Saelan adalah kiper PSSI dan
berhasil menahan tim Uni Sofyet 0-0, meskipun pada akhirnya kalah 0-4 setelah
perpanjangan waktu. Menjadi pemain sepak bola yang bisa tampil di Olympiade
adalah cita citanya sejak kecil.
Bab bab selanjutnya membahas tentang
masa masa perang kemerdekaan, sejak penjajahan Belanda lalu kemudian masuknya
Jepang. Perjuangan Emmy Saelan yang juga adik kandung Maulwi Saelan juga
dibahas dalam buku ini, termasuk perjuangan Wolter Mongisidi di Makassar.
Peristiwa lainnya seperti Peristiwa Madiun, Invasi Belanda ke Yogyakarta,
merebut kembali Sulawesi Selatan, rencana Belanda untuk membunuh Bung Karno
yang gagal, juga diuraikan secara detail dalam buku ini.
Pembelaan terhadap Bung Karno juga diuraikan pada buku ini. Ada bab yang
berjudul, “sesudah dinista lalu digulingkan”, “Bung Karno tinggalkan Istana
pakai piyama dan kaos oblong”, “Coup D’tat”. Ada uraian tentang pemikiran,
tentang manuver dan strategi Bung Karno, Konferensi Asia Afrika, gerakan
Non-Blok dan Nefo, penyelamatan presiden dari peristiwa G-30-S, penemuan Sumur
Lubang Buaya, kesaksian ibu Hartini, perlakuan terhadap Bung Karno, dan kesehatan
beliau .
Gagasan dan pemikiran Bung Karno dibahas juga pada salah satu sub bab.
Gagasan dan pemikiran Bung Karno tentang Marhaenisme, Trisakti dan Character and Nation Building.
Bagian akhir dicantumkan lampiran lampiran terdiri dari piagam Bintang
Gerilya Maulwi Saelan, selebaran tentara Belanda, daftar Doktor Honoris Causa yang diberikan kepada Ir. Sukarno, daftar
negara peserta Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung, surat surat Keputusan
Presiden Republik Indonesia dan terakhir daftar Harta Kekayaan milik Bung
Karno.
Buku ini dilengkapi dengan foto foto dokumentasi yang cukup banyak, foto
Maulwi Saelang saat menjadi pemain sepakbola (PSSI), saat masih bertugas
sebagai ajudan Bung Karno, foto Bung Karno dalam berbagai acara, bendera
kepresidenan dan lambang Duaja Resimen Tjakrabirawa dan lain lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar