Grey Literature atau Gray Literature, dalam bahasa Indonesia dikenal
dengan istilah Literatur Kelabu atau Literatur Abu-Abu. Mungkin tidak banyak
pemustaka atau pengguna / pengunjung perpustakaan yang kenal dengan istilah
ini, meskipun mereka sering menggunakannya. Grey Literature termasuk salah satu
jenis koleksi penting dalam perpstakaan yang banyak digunakan oleh pemustaka.
Jenis koleksi ini seringkali direkomendasikan untuk dialihmediakan (transmedia)
ke media digital. Selain karena sering digunakan, alasan lainnya adalah
terbitan Grey Literature juga terbatas jumlahnya.
Lalu apa yang dimaksud Grey Literature (Literatur Kelabu)? Pada Konferensi
Internasional ke-4 tentang Grey Literature di Washington DC, Amerika Serikat
Oktober 1999 disimpulkan bahwa Grey Literature adalah semua materi baik cetak mapun elektronik oleh
pemerintah, akademisi, bisnis dan industri lainnya yang tidak dipublikasi oleh
penerbit yang memiliki ijin. Atau
dalam bahasa Inggrisnya disebutkan Grey
Literature is that which is produced on all levels of government, academics,
business and industry in print and electronic formats, but which is not
controlled by commercial publishers. Dengan
kata lain, Literatur Kelabu adalah salah jenis koleksi perpustakaan yang tidak
diterbitkan oleh penerbit resmi.
Apa sajakah jenis koleksi perpustakaan yang masuk kategori Grey Literature? Ada berbagai macam jenis materi bahan perpustakaan yang dikategorikan sebagai Literatur Kelabu, misalnya: skripsi/thesis/disertasi, dokumen-dokumen pemerintahan, laporan-laporan, terjemahan, data data ekonomi dan hasil sensus, hasil hasil penelitian, laporan teknis, dokumentasi video, bulletin, pamflet, hasil hasil survey, hasil rapat dengar pendapat, dan hasil hasil wawancara.
Diera digital dan internet sekarang ini, koleksi Grey Literature bertambah
lagi. Kini, blog pun sudah masuk kategori Literatur Kelabu. Selain itu, video
dokumentasi di Youtube, Podcast, Google Scholar, dan lain lainnya, juga sudah
termasuk dalam kategori ini.
Jika anda misalnya membutuhkan informasi tentang suatu lembaga atau
organisasi, misalnya apa saja yang terjadi dalam lembaga tersebut selama
setahun terakhir, maka yang anda butuhkan adalah sebuah Laporan Tahunan.
Laporan Tahunan selalu diterbitkan oleh lembaga atau perusahaan, sebagai suatu
dokumentasi kegiatan dan tugas pokok lembaga atau perusahaan tersebut selama
setahun. Laporan tahunan biasanya memuat tugas pokok, jumlah pegawai, keadaan
pegawai, jumlah anggaran dan penggunaannya, realisasi capaian kinerja dan lain
lain.
Selain itu sebagian buku bermuatan lokal yang ada diperpustakaan juga
termasuk kategori ini. Buku buku tersebut biasanya diterbitkan oleh lembaga
lembaga sebagai suatu hasil penelitian. Jumlah buku buku semacam itu biasanya
terbatas (sedikit saja) jumlahnya. Banyak buku koleksi lokal yang telah saya
tuliskan resensi, sinopsis, atau abstraknya dan menyebarkan informasinya di
web. Buku buku tersebut biasanya menjadi koleksi langka, karena terkadang
menjadi koleksi satu satunya diperpustakaan dan disimpan di deposit atau
referensi. Salah satu buku kategori Literature adalah buku berjudul “Resep Resep Tradisional Sulawesi Selatan”
yang diterbitkan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan beberapa
tahun silam. Buku tersebut adalah hasil penelitian yang kemudian dibukukan.
Resep tradisional yang dimuat didalamnya sangat lengkap, memuat resep makanan
tradisional 4 suku di Sulawesi Selatan, sehingga banyak orang yang mencarinya. Masalahnya karena hanya 1 eksemplar koleksi
perpustakaan kami, itupun adanya di Perpustakaan khusus Unit Kearsipan, dan
tidak terpinjamkan. Hanya bisa dibaca ditempat.
Alasan kelangkaan jumlah suatu koleksi Grey Literature ini yang
menjadikannya prioritas dalam proses alihmedia (transmedia). Buku buku yang
telah dialihmediakan ke digital dapat dengan mudah diakses oleh pemustaka lewat
pojok baca digital. Selain itu, dengan membaca hasil digitalisasinya, maka akan
memperpanjang usia pemakaian fisik bukunya, karena tidak perlu lagi dilayankan
ke pemustaka.
Beberapa Universitas terkemuka di dunia, termasuk di Indonesia, juga telah
mengalihmediakan koleksi skripsi/thesis/disertasi, dan dikelola sebagai bagian
dari koleksi perpustakaan digital. Karya karya ilmiah tersebut adalah hasil
kerja otak. Menurut Moya K. Mason (2010)
dalam bukunya berjudul Grey Literature : history, definition,
acquisition and cataloguing bahwa sel sel otak manusia itu berwarna kelabu,
makanya disebut dengan nama sel kelabu (grey cell), dan dari sinilah awal mula
munculnya nama Literatur Kelabu atau Grey Literarture.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar