Buku : Saya Asal Macassar
Penulis : Abdul Nasier
Penyunting : Ramadhan K.H. dan Fitria Sari
Penyunting : Ramadhan K.H. dan Fitria Sari
Penerbit : Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2005
Jumlah Halaman : xii + 253
Ukuran : 15,5 x 23,5 cm
ISBN : 979-461-569-2
Tidak banyak buku tentang orang orang keturunan Makassar di
negara nun jauh di Afrika, di negeri Nelson Mandela yaitu Afrika Selatan. Juga tidak banyak
Diplomat yang menulis buku tentang daerah tempat tugasnya. Buku ini salah satu
diantara sedikit itu. Buku ini ditulis oleh Abdul Nasier, mantan Konsul
Jenderal dan kemudian menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk negara Afrika
Selatan dan Lesotho (2002 – 2005). Dari judulnya kita bisa tebak, bahwa
pembahasan utama buku ini adalah masyarakat Cape Malay yang merupakan keturunan
Makassar dari Syech Yusuf. Juga dibahas tentang peninggalan peninggalan Syech
Yusuf dan keturunannya.
Sudah beberapa buku yang saya bahas sebelumnya tentang Syech
Yusuf yang dibuang oleh pemerintah colonial Belanda ke Afrika Selatan pada tahun 1694. Sampai sekarang masyarakat
di Tanjung Harapan (The Cape of Good
Hope) Afrika Selatan masih menjadikan Syech Yusuf sebagai panutan mereka, dan
selain di Indonesia, Syech Yusuf juga dijadikan Pahlawan di negara Afrika
Selatan.
Buku ini dibagi menjadi 7 bagian, diawali dengan kata
Pengantar oleh Ramadhan K.H., kemudian Pendahuluan oleh penulis dan Prolog.
Bagian pertama mengisahkan tentang “Dari Batavia ke Tanjung
Harapan” dengan sub bagian : lobang
ke-3, Padang Golf Esmeralda, pengetahuan mengenai Tanjung Harapan atau
Cape Town dan Tanjung Harapan yang penuh
dengan harapan.
Bagian kedua dilanjutkan dengan judul “Kampung Baru” dengan
bagian bagian : Moslem Judicial Council of South Afrika (MJC), Kramats di Cape
Town, Western Cape dan Masjid di Cape
Town dan Macassar-Faure.
Pada bagian ketiga, yaitu “Tak Kenal Maka Tak Sayang”. Pada bagian mulai dikisahkan tentang orang
orang yang mengaku sebagai orang Makassar. Ada bagian tentang Teman baru yang
mengaku sebagai kita, Ahmad Davis dari Boo-Kaap, Imam Bassier, Demokrat dari
Bo-Kaap.
Pada bagian keempat, berjudul “Soeharto Sobat Mandela”,
dengan sub judul: Soeharto ziarah ke Makam Syech Yusuf, Hasyiem Salie yang
penuh cita cita, dan Berkawan dengan
cicit Jenderal De Kock.
Bagian kelima berjudul “Dari Makassar ke Macassar” dimana
dibahas tentang Pesta Paskah di Keramat
Syech Yusuf, Mayor Cape Metropolitan Area yang bernama Alderman Rev. William
Bantom. Juga ada pembahasan tentang Charles Bronson dari Cape Town, Western
Cape, Ebrahim Rasool calon Premier
Western Cape, Masyarakat keturunan Belanda asal Indonesia.
Selanjutnya pada bagian keenam, “Cape Malays”. Pada bagian
ini dibahas tentang masyarakat Cape Malays, Tradisi perkawinan masyarakat Cape
Malays, Lebaran 1999 dengan masyarakat Melayu Cape Town, Stellenbosch, kota Mahasiswa
dan Sisi lain wajah Cape Town.
Bagian terakhir membahas tentang “Menyambung Kembali Dua
Masyarakat yang Hilang”. Pada bagian ini ada Easter Festival, Heritage Day
2004, Tsunami di Indonesia, Syech Yusuf diakui sebagai Pahlawan dan Pemimpin
Umat Islam Afrika Selatan, dan Point of No Return.
Buku ini ditutup dengan Epilog dan Tentang penulis secara
ringkas.
Yang menarik pada buku ini, adalah banyak foto foto yang
dicantumkan dalam setiap bagian bagian. Mungkin karena penulisnya adalah
seorang Duta Besar yang tentu saja setiap kegiatan kenegaraan yang dilakukan
selalu didokumentasikan dengan baik. Selain foto pak Duta Besar, juga ada foto
Wakil Presiden (waktu itu) Jusuf Kalla yang sedang meresmikan renovasi Masjid Nurul Latief,
dan saat pak Jusuf Kalla ziarah ke Makam Syech Yusuf.
Kekurangan buku ini, adalah kisahnya tidak fokus pada warga
keturunan Makassar, hanya disebutkan pada beberapa bagian dan hasil pengalaman
dan interaksi penulis dengan masyarakat Afrika Selatan. Buku ini juga merupakan
ungkapan pengalaman pribadi, sehingga cukup banyak peristiwa peristiwa yang
tidak ada hubungannya dengan Makassar dibahas didalamnya. Mungkin karena pak
Dubes ini bukan orang Makassar. Saya yakin kalau saja pak Dubes orang Makassar,
tentu akan lebih banyak menggali informasi
tentang Syech Yusuf dan peninggal peninggalannya di Afrika Selatan karena
berkaitan dengan kampung halamannya sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar