Penulis: Prof. Dr. H. A. Rahman Rahim
Penerbit: Hasanuddin University Press
Tempat: Makassar
Tahun: 1992
ISBN: -
Buku ini adalah hasil kajian dalam bentuk Disertasi Prof. Dr. H. A. Rahman Rahim dalam bidang keahlian Anthropologi Budaya di Universitas Hasanuddin tahun 1984. Kajian Nilai Nilai Utama Kebudayaan Bugis menunjukkan bahwa nilai nilai itu penuh dengan unsur unsur yang positif yang dapat menunjang proses pembangunan nasional.
Sebagaimana halnya dengan karya Disertasi, buku ini juga terbagi dalam 4 bab dimana bab pertama hanya berisi pendahuluan, studi tentang kebudayaan Bugis, bagaimana sampai akhirnya bidang kajian ini yang dipilih, serta tujuan, konsep dan metode penelitian yang digunakan dalam pengkajian. Bagian awal buku ini membahas tentang sejarah Bugis dikaitkan dengan kunjung bangsa Eropa, terutama Portugis, Inggris, Belanda dan Perancis. Kunjungan Tom Pires dan Antonio De Payva ke Pare Pare tahn 1543, pembabtisan dua raja Bugis yaitu Raja Suppa dan Raja Siang. Kunjungan Dr. Matthes dari Belanda yang tinggal selama 23 tahun di Sulawesi Selatan, juga dibahas secara detail dibagian ini.
Warisan Budaya Bugis adalah topik pembahasan selanjutnya. Pada bagian ini ada pembahasan tentang cerita dongeng Pau Pau Rikadong. Pau pau Rikadong ini dianggap cerita rakyat (folklore) Sulawesi Selatan. Selanjutnya dibahas tentang To Manurung di Gowa, Bone, Luwu, Soppeng, Wajo serta konsep To Manurung secara umum. Ada juga bagian sumber nilai dimana dijelaskan secara detail bagaimana sumbe sumber nilai kebudayaan Bugis itu berasal. Sumber nilai itu misalnya Paseng atau Pappaseng (Pesan pesan), Pappangaja (Nasehat), Uluada,
Inti dari buku ini ada pada bagian ini, bab 3 yaitu Nilai Nilai Utama Kebudayaan Bugis: diawali dengan nilai Alempureng (Kejujuran), Amaccang (Kecendekiaan), Assitinajang (Kepatutan), dan Agettengeng (Keteguhan) serta Reso (Usaha) dan Siri' (Hargadiri atau Malu) . Masih ada nilai Bugis lainnya yang dibahas yaitu: Awaraningeng (Keprawiraan), Asabbareng (Kesabaran), Asugireng (Kekayaan), Sipatuo (Saling Menghidupi) dan Sipatokkong (Saling Membangun). Semua nilai nilai Budaya Bugis ini dijelaskan secara terperinci oleh penulisnya.
Bagian ke-4 adalah Penutup; dimana dibahas tentang Persfektif dan prospektif nilai nilai utama, perubahan persfektif fan prospektif, Buku ini juga dilengkapi dengan Appendix berupa Pau Pau RiKadong, juga ada lampiran Summary (dalam bahasa Inggris) dan juga dilengkapi dengan indeks nama dan indeks subyek.
Sebagaimana halnya dengan karya Disertasi, buku ini juga terbagi dalam 4 bab dimana bab pertama hanya berisi pendahuluan, studi tentang kebudayaan Bugis, bagaimana sampai akhirnya bidang kajian ini yang dipilih, serta tujuan, konsep dan metode penelitian yang digunakan dalam pengkajian. Bagian awal buku ini membahas tentang sejarah Bugis dikaitkan dengan kunjung bangsa Eropa, terutama Portugis, Inggris, Belanda dan Perancis. Kunjungan Tom Pires dan Antonio De Payva ke Pare Pare tahn 1543, pembabtisan dua raja Bugis yaitu Raja Suppa dan Raja Siang. Kunjungan Dr. Matthes dari Belanda yang tinggal selama 23 tahun di Sulawesi Selatan, juga dibahas secara detail dibagian ini.
Warisan Budaya Bugis adalah topik pembahasan selanjutnya. Pada bagian ini ada pembahasan tentang cerita dongeng Pau Pau Rikadong. Pau pau Rikadong ini dianggap cerita rakyat (folklore) Sulawesi Selatan. Selanjutnya dibahas tentang To Manurung di Gowa, Bone, Luwu, Soppeng, Wajo serta konsep To Manurung secara umum. Ada juga bagian sumber nilai dimana dijelaskan secara detail bagaimana sumbe sumber nilai kebudayaan Bugis itu berasal. Sumber nilai itu misalnya Paseng atau Pappaseng (Pesan pesan), Pappangaja (Nasehat), Uluada,
Inti dari buku ini ada pada bagian ini, bab 3 yaitu Nilai Nilai Utama Kebudayaan Bugis: diawali dengan nilai Alempureng (Kejujuran), Amaccang (Kecendekiaan), Assitinajang (Kepatutan), dan Agettengeng (Keteguhan) serta Reso (Usaha) dan Siri' (Hargadiri atau Malu) . Masih ada nilai Bugis lainnya yang dibahas yaitu: Awaraningeng (Keprawiraan), Asabbareng (Kesabaran), Asugireng (Kekayaan), Sipatuo (Saling Menghidupi) dan Sipatokkong (Saling Membangun). Semua nilai nilai Budaya Bugis ini dijelaskan secara terperinci oleh penulisnya.
Bagian ke-4 adalah Penutup; dimana dibahas tentang Persfektif dan prospektif nilai nilai utama, perubahan persfektif fan prospektif, Buku ini juga dilengkapi dengan Appendix berupa Pau Pau RiKadong, juga ada lampiran Summary (dalam bahasa Inggris) dan juga dilengkapi dengan indeks nama dan indeks subyek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar