Buku ini adalah buku
terlengkap yang membahas tentang Abdul Qahhar Mudzakkar yang pernah saya baca.
Buku setebal 844 halaman ini ditulis oleh Erli Aqamuz (Siti Maesaroh) putri
Abdul Qahhar Mudzakkar (AQM) dari istri pertamanya Hj. Erlina Anwar (Siti Walinah).
Buku ini diterbitkan oleh Yayasan Al Abrar, Ciputat, Tangerang, Banten 2007,
dengan nomor ISBN 978-979-15970-0-5.
Terdiri atas 11 bab
(bagian) dimana pada bagian pertama dikisahkan tentang latar belakang AQM, awal
perjalanan karir, saat menjadi korban KNIL dan Konferensi Meja Bundar.
Selanjutnya pembahasan tentang Sulawesi pada masa masa revolusi kemerdekaan,
tokoh tokoh gerilya Sulawesi, ekspedisi TRIPS (Tentara Republik Indonesia
Persiapan Sulawesi), proses penghancuran KGSS (Komando Gerilya Sulawesi
Selatan). Bagian lainnya dibahas tentang tentara republik secara umum,
persitiwa 11 Maret 1949 di Yokyakarta, dan surat AQM ke Pemerintah Pusat.
Berikutnya ada
pembahasan tentang Islam, hubungannya dengan pemeluknya dan dengan perdamaian,
fatwa fatwa, partai Islam, dan rehabilityasi Masyumi, proses bergabungnya AQM
ke KGSS, proses penghancuran mujahid Indonesia, kesabaran umat Islam Indonesia
dan kerajaan Islam di Nusantara, tingkah polah Bangsa Barat dan Jepang, NIT
(Negara Indonesia Timur), UUD 1945, perlawanan Indonesia Timur kepada Belanda,
korban 40ribu Westerling, konferensi Malino, Dakwah Islamiyah, tokoh ulama yang
bergabung dalam perjuangan, sikap AQM terhadap masalah adat, percobaan kudeta,
kup terhadap Gatot Subroto dan pihak pihak yang menhendaki penyelesaian
persoalan KGSS tanpa kekerasan militer.
Pada bagian akhir buku
dijelaskan tentang Sulawesi yang menjadi bagian dari N.I.I, juga saat terakhir
AQM, gencatan senjata yang memakan banyak korban dan diakhiri “akhir jihad
seorang mujahid”.
Jika buku lain yang
membahas AQM, biasanya hanya tentang ‘pemberontakan’, tapi dibuku ini juga
banyak kisah tentang kehidupan pribadi AQM, termasuk istri istri (ada 8 orang
yang disebutkan dibuku ini) dan anak anaknya. Berbeda dengan pembahasan tentang
jatidiri AQM di group group sejarah dan etnis di Facebook yang seringkali
secara kukuh mengklaim AQM masih hidup sampai sekarang dan tinggal disuatu
tempat… nah di buku ini, putra AQM sendiri mengisahkan tentang bagaimana beliau
bersama keluarga lainnya melihat jenazah AQM di RS Pelamonia Makassar setelah
diterbangkan dengan helicopter dari Sulawesi Tenggara.
Pak Yusuf bersama Qahhar Muzdakkar |
Bagi anda yang
tertarik mengkaji sejarah atau pribadi AQM, atau sejarah Sulawesi Selatan
secara umum pasca kemerdekaan, maka buku ini bisa dijadikan bahan rujukan atau
referensi, Karena bahan pustakanya sangat lengkap mulai dari buku buku
referensi lainnya, naskah, ensinklopedia, brosur, majalah, jurnal dan Koran
(surat kabar). Jika anda ingin membaca buku ini, silakan berkunjung ke
Perpustakaan Abdurrasyid Daeng Lurang, DPK Sulsel, di Jl. Kenanga 7A,
Sungguminasa, Gowa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar