Penulis : Muhammad Amir
Editor : Abd Rahman
Penerbit : Pustaka Refleksi, Makassar 2015
Jumlah Halaman : xvi + 188 halaman
Ukuran : 14,8 x 21 cm
ISBN : 978-979-3570-81-5
Kisah perjuangan seorang tokoh perjuangan selalu menarik untuk dibaca, terutama bagi
kita yang hidup setelah kemerdekaan. Beruntunglah kita karena cukup banyak
penulis yang mau bersusahpayah mengumpulkan informasi dan menuangkannya dalam
bentuk tulisan sejarah perjuangan. Demikian pula yang dilakukan oleh penulis
buku ini, yang berusaha mengungkapkan dan menjelaskan perlawanan panglima
perang kerajaan Bone, Abdul Hamid Petta Ponggawae dalam menentang kekuasaan
pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Selatan.
Abdul Hamid adalah putra Raja Bone La Pawawoi Karaeng Segeri
dari hasil perkawinannya dengan I Karimbo Daeng Tamene, putri Arung Mangempang,
Barru. Ketika terjadi perang antara pasukan kerajaan Bone yang dipimpin oleh
sang Panglima Perang Abdul Hamid Petta Ponggawae, pasukan Belanda berhasil memukul mundur dan akhirnya
mengepung pasukan kerajaan Bone. Abdul Hamid dan banyak pasukannya gugur,
sedangkan ayahandanya, Raja Bone La Pawawoi Karaeng Segeri, ditangkap dan
kemudian dibuang ke Bandung. Pada peristiwa heroik perlawan rakyat Bone pada
waktu itu, telah gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa sejumlah kurang lebih
1000 orang dan termasuk didalamnya 100an orang dari kalangan bangsawan kerajaan
Bone.
Perjuangan rakyat Bone melawan penjajah Belanda dibawah
pimpinan Abdul Hamid Petta Ponggawae pada awal abad ke-20 merupakan suatu
rangkaian perlawanan rakyat Sulawesi Selatan. Perlawanan rakyat Bone yang
gencar dilakukan pada tahun 1905 dapat dikatakan perlawanan terbesar yang
pernah dilakukan oleh rakyat Bone dalam menentang kekuasaan Belanda.
Buku ini terdiri dari 4 bagian dan diawali dengan Pengantar
penerbit, pengantar editor, pengantar penulis serta Pendahuluan.
Pada bagian pertama ada Selayang Pandang Kerajaan Bone,
dimana terdiri dari beberapa sub bagian yaitu Sejarah Singkat Kerajaan Bone,
Geografi dan Demografi, Keadaan Sosial Budaya Masyarakat, dan Kehidupan Ekonomi
dan Politik di Bone.
Bagian kedua dibahas Latar Belakang Keluarga dan Perlawanan
Abdul Hamid Petta Ponggawae. Pada bagian ini dibahas pula, lingkungan keluarga
Abdul Hamid Petta Ponggawae, Hubungan kerajaan Bone dengan pemerintah Belanda,
Campur tangan Belanda terhadap Bone, munculnya antipati terhadap Belanda,
persiapan dalam menyonsong perang.
Dinamika Perlawanan Abdul Hamid dibahas pada bagian ke-3.
Pada bagian ini ada awal perlawan, puncak perlawanan, perjalanan panjang ke
utara, dan gugurnya Abdul Hamid Petta Ponggawae.
Bagian terakhir adalah Kesimpulan, Daftar Pustaka, Indeks,
lampiran dan tentang penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar