Buku : Kerajaan Gowa, Masa Demi Masa Penuh Gejolak
Penulis : H.L. Purnama
Penerbit : Arus Timur, Makassar 2014
Jumlah Halaman : viii + 126
Ukuran : 13 x 19 cm
ISBN : 978-602-9057-70-6
Kerajaan Gowa termasuk salah satu kerajaan besar di Nusantara dimasa lampau. Kerajaan Gowa juga diincar oleh banyak negara dalam hal perdagangan, sehingga menimbulkan banyak konflik kepentingan, dan konflik antar kerajaan dan antar negara. Masa masa pemerintahan para raja Gowa, mulai dari yang pertama sampai terakhir dimasa pasca kemerdekaan, penuh dengan gejolak dan pergolakan.
Berbagai konflik yang terjadi di kerajaan Gowa serta peristiwa masuknya Islam dibahas dalam buku ini. Terdiri dari 6 bab, diawali dengan Kata Pengantar dari Penerbit, kemudian bab pertama adalah Pendahuluan. Pada bagian ini, dibahas tentang keadaan pulau Sulawesi dimasa lalu, dan fakta fakta yang menyertai penelitian Alfred Russel Wallace yang pernah meneliti kehidupan flora dan fauna di Sulawesi pada abad ke-19. Juga disebutkan tentang dua bersaudara Paul dan Fritz Sarasin, dua orang naturalis dan etnolog dari Swiss yang melakukan ekspedisi ke Sulawesi pada tahun 1893. Hal lain yang dibahas pada bab pertama ini adalah stratifikasi sosial di Sulawesi Selatan.
Bab kedua adalah Asal Usul dan Eksistensi Kerajaan Gowa. Diawali dengan berdirinya kerajaan Gowa, Raja raja yang pernah memimpin Gowa, sistem pemerintahan dan hulubalang kerajaan, serta budaya dan adat istiadatnya. Pada bagian ini, dijelaskan tentang asal usul nama Gowa, siapa saja raja pertama dan selanjutnya, yang didalam daftar, mulai dari awal berdirinya sampai terakhir pasca kemerdekaan RI, ada 36 raja yang pernah berkuasa di Gowa. Juga dibahas jabatan jabatan yang ada pada kerajaan Gowa misalnya : pabbicara butta atau mangkubumi atau mahapatih di Jawa, kemudian Tumailalang Towa, Tumailalang Lolo dan lain lain. Juga ada perjelasan tentang adat pernikahan, kelahiran, kematian, seni tari, pakaian tradisional dan rumah adat.
Pada bagian ketiga, pokok bahasannya adalah masuknya Islam di Gowa. Diawali dengan kepercayaan leluhur orang Gowa, kemudian ketadatangan Portugis, dan penyebaran Islam. Disebutkan ada tiga ulama besar asal Minangkabau yang menyebarkan Islam di Sulawesi Selatan yaitu : Abdul Makmur (Dato Ri Bandang), Sulaiman (Dato Ri Pattimang), dan Abdul Jawad (Dato Ri Tiro). Ketiganya adalah lulusan terbaik pendidikan ke-Islam-an di Kesulatanan Aceh. Islam akhirnya diterima sebagai agama resmi kerajaan Gowa pada tanggal 22 September 1605 pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 I-Mangngerangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin Tumenanga Ri Gaukanna. Kerajaan Gowa kemudian menjadi Kesultanan Gowa. Sejak Gowa menjadi kesultanan, maka terjalinlah kerjasama antar kesultanan di Nusantara, terutama dengan Kesultanan Mataram dan Kesultanan Bima. Selain itu juga terjadi perkawinan antara putra mahkota kesultanan Bima dengan putri kesultanan Gowa.
Bab keempat membahas tentang Gowa di mata dunia. Pada masa lalu, kesultanan Gowa sangat disegani oleh kerajaan negara negara lain. Selain sebagai pusat perdagangan di timur nusantara, juga karena kekuatan militernya, sehinga banyak kerajaan dan kesultanan lain yang memilih bersahabat dengan Gowa, daripada bermusuhan. Pada bagian ini dibahas, kekuatan laut kesultanan Gowa, Makassar sebagai gerbang timur Nusantara, pedagang pedagang asing dari Cina, Portugis, Belanda, Inggris, Spayol, Denmark dan lain lain.
Pada bab kelima, Perang Ekspansi Gowa hingga masa penjajahan. Pada bagian ini dibahas tentang peperangan dalam rangka ekspansi kesultanan Gowa, perang saudara Gowa – Tallo, Gowa – Bone, Gowa – kerajaan kerajaan Sumbawa, perlawanan Gowa terhadap penjajahan Belanda (VOC), masa masa penjajahan Belanda, dan masa pendudukan Jepang.
Bagian terakhir menjelaskan tentang perang kemerdekaan Indonesia dan proses intergrasi Gowa. Pada bagian ini, dibahas tentang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia oleh Soekarno di Jakarta, keadaan di Makassar sesudah proklamasi, perlawanan rakyat terhadap sekutu dan NICA, gejolak pemberontakan terhadap NKRI, kerajaan Gowa dalam integritas NKRI, dan pusaka dan benda benda peninggalan kerajaan Gowa.
Buku ini bacaan penting bagi anda yang ingin mengkaji tentang kerajaan Gowa.
Buku ini koleksi Perputakaan Abdurrasyid Daeng Lurang, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar