Buku : Biografi Pahlawan, Haji Andi Mappanyukki Sultan Ibrahim
Raja Bone XXXII
Penulis : Drs. Muhammad Arfah dan Drs. Muhammad Amir
Penerbit : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Makassar
1993
Jumlah Halaman : xiv + 370
ISBN : -
Ini adalah buku kedua tentang Andi Mappanyukki, Raja Bone
ke-32 yang pernah saya bahas dalam kumpulan buku buku muatan lokal. Buku pertama
yaitu Andi Mappanyukki Sang Nasionalis Sejati. Tentu ini sesuatu yang
menggembirakan jika seorang tokoh atau pahlawan lokal banyak ditulis dan
diabadikan namanya, perjuangannya, dan kisah hidupnya dalam sebuah buku.
Dokumentasi ini akan bisa menginspirasi generasi muda sekarang dan yang akan
datang untuk mengambil hikmah dari suatu perjuangan seorang tokoh pahlawan
tempatan. Masih banyak tokoh dan pahlawan tempatan yang belum didokumentasikan
dalam bentuk buku. Tugas kita semua terutama sejarawan, peneliti, ilmuwan,
pemerhati sejarah untuk dapat meneliti dan menuliskan kisah kisah perjuangan
para pejuang dan pahlawan dimasa lalu, agar jasa jasa perjuangan mereka tidak
hilang begitu saja ditelan masa.
Penulisan biografi tokoh, pejuang, pahlawan dalam suatu
daerah sangat penting untuk menjadi dokumen inventaris sejarah perjuangan
daerah tersebut. Dokumen dokumen tersebut nantinya akan menjadi masukan dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dari dokumen sejarah yang ada itu juga
kelak akan menjadi bukti pelengkap ketika seorang pahlawan tempatan (lokal)
akan diusulkan menjadi pahlawan nasional.
Buku ini terdiri dari 8 bab, diawali dengan Sambutan
sambutan khas buku terbitan pemerintah, ada sambutan Gubernur, Kepala kantor
wilayah Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Selatan, Kata Pengantar
dari penerbit dan juga ada daftar Istilah yang digunakan dalam buku. Bab
pertama adalah Pendahuluan yang meliputu tujuan penulisan, kerangka
permasalahan, metode yang digunakan dalam melakukan penelitian. Juga dibahas
secara singkat sejarah perjuangan pasukan kerajaan di Sulawesi Selatan dalam
menghadapi pasukan VOC (Belanda) dimasa perjuangan, sampai masa masa
kemerdekaan.
Pada bab kedua tentang kehidupan masyarakat yang
memberikan gambaran umum lingkungan sosial politik yang melatar belakangi
kehidupan Andi Mappanyukki, misalnya bagaimana alam pikiran masyarakat,
stratifikasi sosial atau pelapisan sosial serta bagaimana kehidupan para
bangsawan dan kepemimpinan dalam kerajaan Bone.
Bagian atau bab ketiga fokus pembahasaan pada latar
belakang keluarga Andi Mappanyukki, mulai dari masa kanak kanak beliau sampai
dewasa dan perjalanan kariernya dalam kerajaan Bone dan juga kerajaan lain di
Sulawesi Selatan. Disebutkan didalam buku ini, bahwa beliau juga pernah menjadi
Raja Suppa.
Bab keempat membahas tentang Andi Mappanyukki dimasa
pemerintahan kolonial
Belanda, termasuk ketika
beliau berperan penting dalam perang Gowa melawan penjajahan Belanda pada tahun
1905 dan juga bagaimana sampai perjuangan beliau sampai pada naik tahta
menjadai Raja Bone ke-32.
Bab kelima
masih tentang perjuangan Andi Mappanyukki dalam perang merebut kemerdekaan,
termasuk perjuangan beliau pada masa pendudukan Jepang, dan sikap beliau
terhadap kemerdekaan Indonesia.
Pada bagian
keenam, pokok bahasannya adalah Andi Mappanyukki setelah pengakuan kedaulatan
negara Republik Indonesia termasuk kesetiaan beliau terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan terhadap ideology negara yaitu Pancasila.
Pada bagian
ketujuh, pembahasan lebih fokus pada karakteristik dan kepribadian Andi
Mappanyukki, baik sebagai bangsawan, maupun seorang pemimpin kerajaan.
Bagian
kedelapan atau yang terakhir adalah penutup berisi ringkasan sejarah hidup perjuangan
Andi Mappanyukki dan saran saran.
Pada bagian
akhir buku, banyak lampiran dan foto dokumentasi Andi Mappanyukki, termasuk
juga Silsilah beliau, Surat keputusan (SK) pengangkatan beliau sebagai kepala
swapraja Bone setelah proklamasi kemerdekaan RI, SK pengangkatan sebagai Kepala daerah Bone,
dan SK kolektif beliau semasa hidupnya. Terlampir juga Seruan Penting Andi
Mappanyukki, tanda tanda jasa yang pernah diterima oleh beliau.
Foto
dokumentasi Andi Mappanyukki disertakan pula pada bagian akhir ini, ada foto
beliau memakai songkok pamiring, ada pula yang memakai songkok haji, foto
masjid raya Watampone yang dibangun atas prakarsa beliau, foto beliau bersama
Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, foto bersama Sutan Syahrir dan Syamsuddin
Janggo, foto monument perjuangan beliau di kota Watampone, foto rumah kediaman
beliau di Jongaya, Makassar, dan terakhir foto Taman Makam Pahlawan Panaikang
tempat beliau dimakamkan.
Buku koleksi
Perpustakaan Khusus Unit Kearsipan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi
Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar