Buku :
Meniti Siri’ dan Harga Diri, Catatan dan Kenangan
Penulis :
Andi Mattalatta
Penerbit :
Khasanah Manusia Nusantara, Jakarta 2014
Jumlah
Halaman : xii + 644
ISBN :
978-979-97305-0-3
“Sejarah tak pernah dusta, sejarah
selalu arif, sejarah selalu menghardik setiap pelakunya, sejarah adalah hitam
putih.” (Andi
Mattalatta)
Buku
otobiografi Mayor Jenderal Purnawiraan H. Andi Mattalatta, merupakan catatan
kenangan perjalanan hidup Andi Mattalatta yang merupakan tokoh perjuang
kemerdekaan dari Sulawesi Selatan, seorang bangsawan Bugis yang juga tokoh
olahraga. Tokoh yang wafat tahun 2004 silam ini adalah orang Asia pertama yang
mendapatkan Hall of Fame dari International Waterski and Wakeboard
Federation (IWWF) sebagai Perintis Olahraga Ski Air.
Tak sekedar
buku otobiografi, buku ini juga memuat banyak catatan sejarah perjuangan,
sejarah militer, sejarah budaya Sulawesi Selatan, sejarah olahraga, kisah kisah
kehidupan pada masa kolonial Belanda dan Jepang dan pengalaman unik lainnya
dimasa lalu. Urutan Raja dan Ratu yang pernah berkuasa di kerajaan Bone, Gowa,
Luwu dan Barru juga dibahas dalam buku ini. Tentang kebudayaan Bugis dan
Makassar juga ada, misalnya ada dibahas warna warna baju bodo yang dikenakan
perempuan Bugis dan Makassar harus sesuai dengan status perempuan tersebut.
Begitu pula pemakaian Songkok Pamiring atau Songkok To Bone bagi kaum pria
harus memenuhi persyaratan tertentu bagi yang memakainya. Suku atau Etnis dan
sub etnis yang ada di Sulawes Selatan juga diuraikan disini dengan keunikan
masing masing. Bahkan asal mula gelaran “Andi” bagi keturunan bangsawan juga
dijelaskan dalam buku ini.
Yang menarik
bagi saya adalah pada bagian dimana Herman (nama panggilan Andi Mattalatta)
masih remaja dan aktif berolahraga. Beliau pernah mengalahkan remaja Belanda
dibidang olahraga renang, atletik, sepatu roda dan lain lain. Hampir semua
cabang olahraga dikuasainya, selain atletik dan renang, dimana beliau pemegang
rekor pada masa itu, juga aktif olahraga
beladiri yaitu tinju, pencak silat, kun
tao, body building dan Gymnastic (Senam). Selain olahraga, kegemaran Herman lainnya
adalah Fotografi. Hasil jepretannya dapat dinikmati dalam buku ini. Pada
masanya, di Makassar, hanya dua yang memiliki kamera fototoestel yaitu Dr. Yap Ong Siang dan Andi Mattalatta sendiri. Kegemarannya
menonton film film Hollywood pada masanya, juga menarik dibaca. Bagaimana
beliau belajar menggunakan tali jerat (tali lasso) juga diperlajarinya dari
film.
Membaca buku
ini tidak perlu berurut dari awal sampai akhir, namun pembaca bisa pindah
bagian ke bagian lain yang dirasa menarik. Karena buku ini adalah penggalan
(fragmen) kisah kisah hidup dan pengalaman Andi Mattalatta mulai dari masa
kecilnya sampai masa masa beliau aktif di militer dan politik. Buku ini sangat
menarik, membacanya seakan akan membawa kita memasuki kehidupan dikota Makassar
dan daerah lainnya di Indonesia dimasa
penjajahan Belanda dan Jepang dan juga masa pasca kemerdekaan.
Buku ini
diawali dengan catatan dari Pemrakarsa, Hadi Basalamah, kemudian Sambutan
keluarga: Andi Ilhamsyah Mattalatta, dan sambutan Andi Mattalatta sendiri
sebagai Penulis. Buku ini hanya terbagi atas 2 (dua) bagian yaitu: Catatan dan
Kenangan. Catatan berisi pengetahuan sejarah kerajaan dan budaya Sulawesi
Selatan, dan Kenangan membahas kisah kisah hidup dan pengalaman Andi Mattalatta
sepanjang sejarah perjalanan hidupnya yang penuh dinamika.
Adapun judul
judul catatan dan kenangan dalam buku ini adalah:
Catatan :
-
Kita
dan Sejarah
-
Orang
Sulawesi Selatan
-
Kerajaan
di Sulawesi Selatan
-
Raja-raja
Kerajaan Luwu
-
Raja-raja
Kerajaan Gowa
-
Raja-
raja Kerajaan Bone
-
Raja-raja
Kerajaan Barru
-
Raja-raja
Agang Nionjo dan Kerajaan Tanete
-
Tokoh-tokoh
yang mengagumkan
-
Strategi
Arung Palakka
-
Inggris
Menjajah Hindia Belanda
-
Susunan
Keturunan Bugis –Makassar
-
Sebutan
dan Derajat Kebangsawanan
-
Peningkatan
Derajat Keturunan
-
Adat
Berpakaian
-
Aturan
Pemakaian Songkok Pamiring
-
Pendidikan
di Sulawesi Selatan
Kenangan :
-
Barru,
Kota Kelahiran Saya
-
Tinggal
di Makassar
-
Keluarga
Roukenz
-
Andi
Abdurrahim
-
Harga
Kehormatan Diri
-
Menjadi
Pandu
-
Berguru
Beladiri
-
Pemberontakan
Sang Pelatih
-
Tinggal
di Rumah Sendiri
-
Remie
Voll
-
The Allround Athlete
-
Film,
Sang Maha Guru
-
Menolak
Jadi Raja
-
Jepang
Datang
-
Mayat-mayat
di Pelabuhan
-
Mr.
Andi Zainal Abidin
-
Tokubetsu Booei Teisintai
-
Jepang
Bertekuk Lutut
-
Pemuda
Pejuang Nasional Indonesia
-
Ambon
Moord
-
Membariskan
Pasukan PPNI di Hadapan Dr. Ratulangi
-
Menculik
Dr. Ratulangi
-
Membina
Pasukan Di Pedalaman
-
Dislokasi
PPNI
-
Konferensi
Pare-Pare
-
Menggebrak
Meja Bung Karno
-
Asrama
Republik Indonesia
-
Meninjau
Front Jawa Timur
-
Istri
Andi Amirullah
-
Meninjau
Front Jawa Barat
-
Dilantik
Pak Dirman
-
Mulai
Mengekspedisikan Pasukan
-
Andi
Mo’mang
-
Resimen
Hasanuddin
-
Pahlawan
Malioboro
-
Menjemput
Teman Seperjuangan
-
Pemuda
Yogyakarta dan Laut
-
Paula
dan Pendidikan Kader
-
Siap
Kembali ke Sulawesi
-
Kala
Sulawesi ditinggalkan
-
Sulawesi,
Aku Datang!
-
Letkol
Andi Sirifien Gugur
-
Konferensi
Paccekke
-
Rapat
Kerja Pertama
-
Umar
Ambo Dadi
-
Surat
dari Sukawati
-
Lahirnya
Sebuah Legenda
-
Kembali
ke KamiriE
-
RPP
Westerling
-
Hari
Berkabung Nasional
-
Passoso
Vs Taktik Gerilya
-
Pagar
Betis Di Balocci
-
Batu
MabbuluE
-
Makassar
Memanggil
-
Kembali
ke Gellengnge
-
Menuju
Makassar
-
Tertangkap
Patroli Belanda
-
Penarik
Becak dari Matasiri
-
Pemuda
Pemuda Surabaya
-
Roosmini
Amalia Van Doodenaarden Suryalegawa
-
Menghadap
Panglima Besar
-
Pidato
Kahar di Trimargo
-
Memimpin
Resimen Hasanuddin
-
Pertempuran
di Gombong
-
Menikahkan
Andi Mo’mang
-
Pemberontakan
Muso
-
Perang
Kemerdekaan II
-
Kapten
Janggo
-
Dipanggil
Sri Sultan
-
Ibu
Nasution
-
Menangkap
Aburaera
-
Utusan
Letkol Soeharto
-
Sri
Sultan dan Aksi Gerilya
-
Mencegah
Belanda Masuk Banaran
-
Serangan
Umum 1 Maret
-
Di
Depan Anak Buah
-
Serangan
ke Kaliurang
-
Easy to Love
-
Ulah
FDR Kamagi
-
Permintaan
Para Orangtua
-
Reorganisasi
dan Rasionalisasi
-
Mendarat
di Pancana
-
Dipuji
Soekarno
-
Membentuk
Depot Batalion
-
Pemberontakan
KNIL di Makassar
-
Membubarkan
NIT
-
Menumpas
RMS
-
Panggilan
Untuk Menikah
-
Menumpas
Pelarian CTN
-
Dikaruniai
Anak Pertama
-
Operasi
Halilintar
-
Merintis
Ski Air
-
Bertugas
di Makassar
-
Terbentukya
POPSA
-
Ditengah
Kemelut Politik
-
Seputar
Permesta
-
Panglima
Kodam Pertama
-
Keputusan
Sri Sultan
Bagian akhir
buku ini adalah “Daftar Bacaan” dan “Biodata”. Buku ini koleksi Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar