Hari Sabtu tanggal 8 Februari 2020 lalu,
kami alumni 1983, SMP 1 Kahu di Kabupaten Bone melaksanakan acara Reuni Temu
Kangen. Acara reuni sebenarnya dilaksanakan bertepatan dengan berlangsungnya
pesta pernikahan putri teman SMP kami, putri pertama Ustadz Akmal Mattang.
Kata pepatah, satu kali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Sambil menghadiri
pesta pernikahan anak teman, sekaligus reuni teman SMP. Sejak Desember 2019,
acara sudah diumumkan di Group Whatsapp (AW) “Sikampong Sipammase-mase” group WA
khusus bagi kami dari kampung Palattae dan sekitarnya. Bahkan jauh hari
sebelumnya sudah ada susunan acara, mulai dari menghadiri pernikahan, kumpul
bersama dirumah Andi Nahda, sampai acara ke reuni Temu Kangen di hutan Mangrove
(Bakau) Tongke-Tongke Sinjai Timur.
Jumat 7 Februari 2020, saya menuju
kampung Cenranae, tempat tinggal kakak saya yang berjarak sekitar 2 – 3 km dari
Palattae. Seorang diri menyetir mobil, diiringi lagu lagu nostalgia Indonesia,
lagu dari Cesaria Evora yang berbahasa Portugis, dan sekali kali diselingi
bacaan ayat suci Al-Quran dari Hazza Al-Belushi. Perjalanan sejauh ratusan
kilometer tidak terasa, hanya sekitar 4 jam perjalanan, dan hanya sekali
singgah di toilet restoran penjual jagung didaerah Maros. Berangkat ke Bone
sesudah shalat jumat, dan tiba sekitar jam 4 sore, istirahat sebentar, lalu malam hari,
saya menuju kerumah teman yang punya hajat di daerah Labuaja. Acara malam itu
adalah Mappacci dan penammatan bacaan Al-Quran calon pengantin perempuan.
Setelah shalat Isya, dengan mengenakan
batik, saya menuju Labuaja tempat acara Mappacci malam itu. Tiba ditempat acara
ternyata teman teman sudah ada semua, bahkan sudah berfoto bersama dengan salah
seorang guru kami saat masih di SD Inpres Balle. Ibu Sabbe namanya. Beliau, Alhamdulillah
masih kelihatan sehat walafiat meskipun sudah 15 lalu pensiun, katanya. Saya
memperkenalkan diri, dan ternyata beliau masih ingat saya. Juga sempat bertemu
guru kami lainnya, Pak Mahdi. Pak Mahdi ini, selain guru, saya juga mengaji dirumahnya yang tetangga dengan saya.
Ayahandanya yang bernama Puang Lannai yang menjadi guru mengajiku waktu masih
anak anak.
Rangkaian acara Mappacci terlaksana cukup lama, karena selain acara
mappacci sebagai acara inti, juga ada ceramah agama, ada khatam Al Quran untuk
calon pengantin dan juga acara makan malam bersama. Kami para alumni SMP 1 Kahu
dan teman teman sekampung lainnya berkumpul bersama, berbagi cerita, berbagi
kisah, kisah kisah masa lalu saat masih SD dan SMP. Saya meninggalkan kampung,
setelah tamat SMP, jadi kalau kisah masa SMA, saya tidak banyak ikut nimbrung
lagi, sementara teman temanku sebagian besar masih satu sekolah SMA dikampung
kami. Setelah jam menunjukkan pukul 11 malam lewat, kami pun pamit pulang.
Esok harinya Sabtu 8 Februari 2020, acara inti pesta penikahan di pagi
hari, kami kembali berkumpul dirumah pengantin. Kali ini lebih banyak dari kami
Alumni SMP 1 Kahu yang datang, karena yang dari Makassar, ada baru berangkat
kekampung setelah shalat Subuh. Sehabis menghadiri pesta pernikahan, kamipun
bersiap-siap ke Sinjai untuk acara reuni Temu Kangen. Kami kembali berkumpul di
rumah teman, Andi Nahda, dimana banyak teman berganti pakaian, yang semula
berpakain pesta, kemudian berganti kaos seragam Temu Kangen yang sudah sudah
dibagi kesemua anggota. Ada sekitar 20an orang yang hadir dan berangkat ke
Sinjai. Selain kami satu angkatan, ada juga teman sekampung lainnya, dan ada
yang membawa keluarganya, jadi semua sekitar 30an orang. Sebagian juga yang
sudah mendaftar tapi karena seuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan akhirnya
batal ikut Temu Kangen di Sinjai.
Acara Temu Kangen di Sinjai, tujuan utama kami di Tongke-Tongke, suatu
tempat konservasi alam pelestarian hutan bakau (Mangrove) yang sudah cukup
terkenal di Sinjai dan Sulawesi Selatan pada umumnya. Sebenarnya Taman Purbakala
Gojeng juga direncanakan untuk dikunjungi, namun karena mengingat waktu yang
mepet, akhirnya dibatalkan.
Di Tongke-Tongke, sejak masih dari pintu utama, kami sudah foto foto
bersama. Sambil jalan masuk kearah tepian laut, menyusuri jembatan ditengah
tengah hutan bakau, sambil berfoto selfi bersama. Saya sebenarnya hampir tiap
tahun kesini, biasanya habis lebaran Idul Fitri, kami sekeluarga berkunjung
kesini. Selalu ada perubahan dan fasilitas baru yang ditambahkan ditempat
wisata ini. Semakin banyak gazebo tempat duduk duduk istirahat, ada juga
beberapa café tempat minum kopi, teh dan makanan ringan lainnya. Bahkan
tersedia perahu semacam Jetski yang disewakan. Kami benar benar menikmati
suasana hutan bakau ini, sambil terus ngobrol bersama teman teman masa SMP dulu.
Acara selanjutnya setelah dari Tongke-Tongke, adalah makan malam bersama
di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lappa ditepian sungai Tangka. Sungai Tangka
ini, menjadi pembatas antara Kabupaten Bone dan Kabupaten Sinjai. Namun sayang
sekali, saya dan 3 teman lainnya tidak sempat ikut acara makan malam di Lappa,
karena sudah harus berangkat ke Makassar sore hari, karena besok hari, ada
acara keluarga yang juga harus dihadiri. Dari Tongke-Tongke, kami 4 orang
langsung pulang ke Palattae, untuk selanjutnya singgah di Cenranae dan lanjut
ke Makassar.
Tentang obyek Wisata Tongke-Tongke pernah saya tulis juga di Blog saya
Nawanawa beberapa tahun lalu. Silakan baca disini: https://suharman-musa.blogspot.com/2018/06/tongke-tongke-hutan-bakau-yang-memukau.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar