Buku : Orang
Soppeng Orang Beradab, Sejarah, Silsilah Raja-Raja, Obyek Wisata
Editor : A.
Wanua Tangke dan Anwar Nasyaraduddin
Penerbit :
Pustaka Refleksi, Makassar 2006
Jumlah
Halaman : viii + 124
ISBN :
979-3570-27-x
Buku ini
membahas tentang Soppeng dengan berbagai aspeknya, sejarahnya, raja rajanya, dan
obyek wisatanya. Diawali dengan pengantar dari penerbit, tentang pentingnya
pelestarian dan pendokumentasian budaya budaya lokal oleh para anak bangsa,
tentang banyaknya mitos yang berkembang pada masyarakat Soppeng yang tertulis
dalam Lontara dan sebagainya. Kearifan Arung Bila juga dijelaskan pada bagian
awal pengantar buku ini. Kearifan Arung Bila ini yang diterapkan dalam
kehidupan sehari hari orang Soppeng sehingga orang lain mengenal “Orang Soppeng
Orang Beradab”, sebagaimana judul buku ini.
Bagian
pertama membahas sekilas Sejarah Soppeng, Asal usul nama Soppeng, masa masa
“Siyanre Balei Tauwe”. Salah satu asal usul nama Soppeng berasal dari kata
Coppeng, nama pohon dengan buah kecil kecil berwarna ungu mirip anggur, di
pulau Jawa disebut Jamblang atau Duwet. Konon dulu disamping Istana Datu
Soppeng terdapat pohon Coppeng yang besar. Selain itu ada nama dengan asal usul
yang berbeda yang dijelaskan dalam buku ini.
Silsilah
Raja Raja Soppeng dimuat pada bagian kedua buku ini. Silsilah Raja Soppeng dan
Keturunan Raja Soppeng. Pada bagian ini disebutkan bahwa selama berdirinya
kerajaan Soppeng, sampai raja terakhir, ada 36 Raja (Datu’) yang memerintah
dalam rentang waktu kurang lebih 657 tahun. Raja pertama yang memerintah
bernama La Temmamala yang memerintah antara 1300 – 1350, sedangkan raja
terakhir yaitu H. Andi Wana, memerintah pada tahun 1947 – 1950. Ada daftar nama
nama raja Soppeng yang memerintah mulai dari raja pertama sampai terakhir dalam
buku ini.
Bagian
terakhir sejumlah obyek wisata di Kabupaten Soppeng: keberadaan kelelawar
(Kalong) yang bergelantungan dipohon pohon, konon jika kelelawar ini menghilang
selama beberapa hari, akan ada bencana yang melanda Soppeng. Kenudian ada pemandian
Alam OMPO yang terkenal sejak dulu. Ada juga pemandian Air panas LEJJA, Upacara
Maccera Tappareng di danau Tempe, Pemandian Alam CITTA dan pesta Adat, rumah
adat Sao Mario yang juga menyimpan banyak benda benda antik dan kuno peninggalan
kerajaan dimasa lalu. Obyek wisata lainnya adalah Jera Lompoe (makam Raja
Raja), makam Kalokoe Watu, Istana Datu Soppeng, Villa Yuliana, Situs Calio,
berziarah ke KaramaE “Sering”.
Terakhir
penutup berupa daftar pustaka dan tentang editor buku ini.
Sayang
sekali ada beberapa halaman dari buku ini yang cacat cetak dimana cetakannya
saling tumpang tindih, ada juga penanda halaman diatas walauoun sebagian besar
ada dibawah.
Buku ini
bisa dijadikan bahan rujukan penelitian tentang sejarah soppeng, atau tempat
tempat wisata di kabupaten Soppeng. Buku koleksi Perpustakaan Abdurrasyid Daeng
Lurang, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Sulawesi Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar