Buku : Sulawesi Selatan Berdarah
Penulis : Zainuddin Tika dkk. (Mas’ud Kasim, Muhammad Iqbal,
Basri, Zainuddin)
Penerbit : Lembaga Kajian Sejarah Budaya Sulawesi Selatan,
Makassar 2016
Jumlah Halaman : vi + 100
ISBN : 078-602-14794-4-5
Buku berjudul “Sulawesi Selatan Berdarah” ini membahas
tentang peristiwa berdarah yang menelan korban 40.000 jiwa di Sulawesi Selatan
atau dikenal dengan nama peristiwa Korban 40.000 jiwa. Rangkaian peristiwa ini
dimulai pada tanggal 11 Desember 1946. Tentara Belanda (Pasukan Westerling) melaksanakan
operasi militer, dengan mengumpulkan semua laki laki remaja dan dewasa disebuah
lapangan tidak jauh dari Istana Andi Mappanyukki. Mereka semua diinterogasi,
yang mana yang extrimis, teroris, perampok. Mereka semua kemudian diberondong
peluru dan mati seketika itu dengan lumuran darah yang memenuhi tanah lapangan
itu. Operasi militer itu berlanjut
kedaerah lainnya di Sulawesi Selatan sampai korbannya mencapai 40.000an orang.
Pembahasan buku ini diawali dengan kata kata “Sekapur Sirih”
dari para penulis, kemudian sambutan Ketua Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan,
Dr. H. Andi Suryadi Culla, MA. Kisah
awal peristiwa berdarah ini mulai dari awal kekalahan Belanda pada Perang Dunia
II, perlawanan rakyat Sulawesi Selatan, bagaimana Belanda berhasil mengelabui
Hadat Tinggi Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Selatan dinyatakan SOB. Kemudian
peristiwa yang disebut oleh penulis “Desember Kelabu”, pemuda pemuda yang
dianggap extremis dibunuh, lalu saat Westerling meninggalkan Makassar,
perlawanan rakyat Gowa terhadap pasukan Westerling, dan terakhir “Konferensi
Paccekke”.
Pembahasan selanjutanya adalah para tokoh pejuang yang
menjadi korban Westerling di Sulawesi Selatan, diantaranya: Andi Abdullah Bau
Massepe, Andi Makkasau Datu Suppa, Andi
Muis Tenridolang, Ranggong daeng Romo, dan Wolter Monginsidi.
Selanjutnya bagaimana TRIPS (Tentara Republik Indonesia
Pesiapan Sulawesi) membantu perjuangan rakyat Sulawesi Selatan, ekspedisi TRIPS
ke Sulawesi Selatan, dan gerilyawan “Rambo” Andi Mattallatta dari Tanah
Makassar. Pebahasan buku ini ditutup dengan Daftar Pustaka dan data diri
penulis buku.
Buku ini adalah sumber informasi yang bagus tentang
peristiwa Korban 40.000 jiwa di Sulawesi Selatan. Koleksi Perpustakaan
Abdurrasyid Daeng Lurang, DPK SULSEL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar