Buku : Kisah
Tertembaknya Kahar Muzakkar di Sungai Lasolo
Editor : A.
Wanua Tangke & Anwar Nasyaruddin
Penerbit :
Pustaka Refleksi, Makassar 2006
Jumlah
Halaman : vii + 104
ISBN :
979-3570-18-0
Satu lagi
buku yang membahas tentang Kahar Muzakkar (Qahhar Mudzakkar). Diawali dengan
catatan Penerbit. Benarkah Kahar
Muzakkar telah meninggal dunia? Kahar Muzakkar
pemimpin DI/TII yang pernah bergerilya di hutan hutan belantara Sulawesi
Selatan selama 15 tahun (1950 – 1965) telah menimbulkan mitos itu. Banyak yang
beranggapan dan meyakini bahwa Kahar Muzakkar belum meninggal dunia sampai
sekarang. Bahkan di group group media sosial seperti di Facebook, seringkali
ada anggota group yang berdebat dengan anggota lainnya tentang status kematian
Kahar Muzakkar.
Buku ini
dengan judul yang sangat jelas, kisah tertembaknya Kahar Muzakkar di Sungai
Lasolo berusaha mengungkap tentang fakta sebenarnya. Diawali dengan kisah
Pertemuan Bonepute, antara Kahar Muzakkar dan pasukannya dengan Kolonel
Muhammad Yusuf dan rombongan Kodam XIV Hasanuddin. Untuk pelaksanaan pertemuan
ini, Kahar Muzakkar mengutus istrinya Corry Van Stenus untuk menemui Kolonel
Muhammad Yusuf untuk membicarakan kesediaan Kahar Muzakkar melakukan pertemuan
di Bonepute (Luwu). Ada juga sosok Nurdin Pisok, sosok pemberani yang bergabung
dengan pasukan DI/TII. Sosok kepercayaan Kahar Muzakkar lainnya yaitu B.S.
Baranti yang mengumumkan lewat RRI Seruan kepada ke-34 komandan dan pasukannya
untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi. Ada pertemuan antara pasukan TNI dengan
pasukan Kahar Muzakkar di kampung Burung-Burung di sebelah timur Sungguminasa.
Selanjutnya
ada pembahasan tentag sosok Andi Selle Mattola, dan operasi penumpasan pemberontakan
DI/TII di wilayah Sulawesi Selatan. Operasi Kilat penumpasan Gerakan DI/TII ada
dua, yaitu Operasi Tekad I untuk wilayah Sulawesi Selatan dan Operasi Tekad II
untuk wilayah Sulawesi Tenggara. Operasi pencarian jejak Kahar Muzakkar di
sekitar Gunung Latimojong. Ada beberapa pasukan Kahar Muzakkar yang ditangkap
dan diinterogasi namun tetap saja informasi tentang keberadaan Kahar Muzakkar
tidak didapatkan.
Jejak
persembunyian Kahar Muzakkar mulai tercium oleh pasukan TNI pada tahun 1964.
Kahar Muzakkar memisahkan diri dan pasukannya dari istrinya Corry Van stenus
bersama anaknya Abdullah. Di puncak bukit Kambiasu, Sulawesi Tenggara mereka
berpisah. Kemudian seorang petinggi DI/TII bernama Djunaed Suleman menyerahkan
diri di daerah Pakue, dekat Sua-Sua.
Kisah
pengejaran Kahar Muzakkar berlanjut sampai ke tepian sungai Lasolo, dan ditempat
inilah akhir dari pengejaran itu. Angota Pasukan TNI yang bernama Kopral Sadeli
yang berhasil menembak mati Kahar Muzakkar ditepian sungai Lasolo dekat dari
gubuk gubuk pasukan DI/TII.
Kisah
selanjutnya bisa anda baca pada bagian terakhir buku ini. Buku ini dapat and
abaca dan pinjam di Perpustakaan Abdurrasyid Daeng Lurang DPK Sulsel di
Sungguminasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar