Pernah kehilangan Hape (Handphone/Cellular Phone)? Kalau
pernah pasti juga merasakan apa yang kurasakan beberapa hari lalu saat
kehilangan Hape. Kaget saat pertama kali menyadari bahwa hape tidak ada lagi,
khawatir, cemas dan juga berharap akan menemukannya kembali. Sebenarnya apa
yang saya alami adalah hape saya tertinggal di mesin ATM di salah satu Gerai
ATM di salah satu SPBU di Jl. Tun Abdurrazak Makassar. Jadi bukan jatuh,
kecopetan, atau dirampas orang. Intinya adalah hape hilang karena kelalaian
saya sendiri, lupa mengambilnya setelah transaksi di mesin ATM.
Kisahnya berawal saat pagi dalam perjalanan ke kantor, saya
singgah di SPBU untuk mengisi bahan bakar
mobil saya sekaligus singgah di gerai ATM untuk mentransfer uang arisan
alumni S1-ku. Kami alumni salah satu Fakultas di Universitas Hasanuddin
Makassar menjalin silaturrahim dengan
cara pertemuan dan arisan bulanan. Pagi itu saya rencana transfer uang arisan
karena kebetulan berhalangan hadir saat pertemuan bulanan hari minggu
sebelumnya. Singkatnya, setelah di SPBU dan selesai mengisi BBM untuk mobilku,
saya pun ke gerai ATM untuk transfer uang dan membawa hape saya karena nomor
rekening bendahara arisan ada di group chat WA (Whatsapp).
Di dalam gerai ATM, ada tiga mesin ATM dari BANK yang berbeda,
dan hanya ada 2 orang yang sedang
transaksi termasuk saya. Sebelum saya transaksi, saya mau memastikan
dulu, apakah ATM itu bisa mengeluarkan kertas bukti transfer atau tidak. Saya
akan transfer kalau ada bukti transfer keluar yang akan kufoto dan kukirim ke
group WA Alumni. Ternyata, tidak ada kertas bukti transfer keluar, jadi saya
memutuskan tidak jadi transfer. Hape yang tadi kuletakkan diatas mesin ATM,
tidak kuingat lagi, langsung keluar dari gerai ATM dan masuk mobil melanjutkan
perjalanan ke kantor. Masih sempat kuperhatikan ada seorang laki laki berbaju
seragam PNS seperti saya juga masuk ke ATM dan menggunakan mesin ATM yang tadi
kugunakan.
Setiba di kantor, setelah parkir mobil, saya baru tersadar
kalau Hape saya tertinggal di mesin ATM di SPBU tadi. Kaget dan cemas dan berbagai macam
perasaan berkecamuk dipikiran! Hapeku bukanlah hape
mahal, hape Android merek Samsung Grand Prime. Yang pertama kupikirkan ada
hasil foto hasil kerja saya selama Audit Kearsipan dari 8 daerah yang saya
simpan di hape itu, yang harus saya cantumkan
di Laporan hasil Audit, itu yang terpenting. Kalau yang lain hanya foto foto
yang tidak terlalu urgen untuk disimpan. Saya juga tidak pernah menyimpan data
penting, semacam Nomor Rekening, Alamat, Nomor KTP (Kartu Tanda Penduduk),
nomor KK (Kartu Keluarga) karena khawatir akan terjadi kehilangan dan
disalahgunakan informasi itu. Dan benar juga. Saya kehilangan Hape yang tertinggal di mesin ATM.
Dengan pikiran yang
khawatir saya masih menyempatkan diri untuk absensi Finger Print, sebelum kembali ke ATM
tadi untuk mengecek keberadaan Hapeku. Tanpa memberitahukan apa yang terjadi
kepada siapapun dikantor, saya minta izin pada
satpam kantor untuk keluar sebentar. Dalam perjalanan saya berusaha menganalisa
kira kira apa yang terjadi dengan hapeku yang tertinggal itu. Dari berbagai
pengalaman orang orang yang tertinggal hapenya disuatu fasilitas umum misalnya
di ATM, Toilet dan lain lain, hampir semua kembali ke pemiliknya. Berbeda nasib
Hape yang memang karena dicopet atau dicuri dalam perjalanan misalnya, akan
susah ditemukan kembali. Karena sudah pasti yang mencuri atau mencopet itu
orang jahat yang butuh uang. Sementara orang yang menemukan Hape, besar
kemungkinan adalah orang ‘baik’ yang sadar bagaimana pentingnya hape, yang
mungkin juga tidak terlalu butuh hape, karena hape itu sendiri bukan lagi
barang mewah diera digital sekarang ini. Saya masih berharap orang yang
menemukan Hapeku adalah orang baik. Tiba tiba saya teringat dengan laki laki
berseragam PNS yang menggunakan ATM setelah saya. Mungkinkah dia mengambilnya?
Rasanya tidak mungkin! Atau apakah dia melihat Hapeku tergeletak diatas ATM
itu? Saya juga berkesimpulan bahwa orang orang yang menggunakan ATM untuk
bertransaksi pastilah orang yang punya rekening tabungan di Bank. Punya
rekening bank kemungkinan besar berarti orang yang bahagia secara finansial,
tidak mungkin mau mengambil barang yang bukan haknya. Jadi sayapun menenangkan diri.
Setibaku di SPBU di
JalanTun Abdurrazak itu, sayapun segera menuju Gerai ATM namu Hape saya sudah
lenyap. Saya segera keruangan kecil disamping ruangan barber shop, yang
berfungsi sebagai kantor SPBU itu. Perempuan paruh baya yang duduk dimeja kecil,
menerima saya dengan senyum. Seluruh rangkaian peristiwa kehilangan hape-pun
saya ceritakan kepadanya. Saya masih berharap ada seseorang pengguna mesin ATM
yang menemukan hapeku dan menitipkannya padanya. Tapi jawaban perempuan itu,
“saya tadi membersihkan ruangan ATM dan tidak melihat adanya hape disitu!”.
Saat kutanya bagaimana dengan CCTV yang kuliat ada diruangan, jawabannya
adalah, “CCTV itu hanya bisa dibuka di Bank BRI, bukan disini,Pak!”. Perempuan
itu kemudian meminta nomor hapeku yang bisa dia hubungi, siapa tahu sang penemu
menjawab dan mau mengembalikannya. Peristiwa hape ketinggalan di ATM sudah
sering terjadi dan semua kembali ke pemiliknya, katanya. Wah, saya jadi lega
mendengarnya! Dia memperlihatkan kepada saya catatannya yang berisi nomor
kontak hape yang pernah ketinggalan di ATM di SPBU itu.
Dua kali nomorku
dihubungi oleh perempuan itu dan katanya lagi, “hape bapak masih aktif, tapi
sepertinya tidak diangkat. Saya kembali merasa cemas. Mungkin saja si penemu dalam perjalan dan tak
mendengar dering hapeku, harapku menghibur diri. Saya kemudian memutuskan
pulang kerumah dulu. Rencanaku, melalui hape istriku saya akan menghubungi
nomor hapeku sendiri dan berharap bisa bicara dengan orang yang menemukannya
dan berharap dia mau mengembalikannya kepadaku.
Sesampai dirumah,
istriku menyambutku dengan pertanyaan, “kenapa cepat pulang, Pa?” Saya pun
menceritakan ulang apa yang telah terjadi. Istriku kemudian masuk kamar dan
kembali keruang tamu sambil menyodorkan hapeku. Saya agak bingung juga. Dalam
pikiranku, bagaimana bisa hape yang tertinggal di mesin ATM sudah kembali
kerumahku lagi dengan selamat? Ataukah saya hanya lupa bawa dari rumah? Tidak
mungkin! Saya ingat betul, saya membawanya, di mobil saya sempat buka group
WA-ku, dan juga ingat betul saya letakkan di atas mesin ATM sebelum
bertransaksi di ATM. Jadi hanya sekitar 1,5 jam hapeku menghilang. Lalu
bagaimana bisa hape itu sudah ada dirumah? Menurut istriku, kronologisnya
begini. Sesaat setelah saya berangkat kekantor, istriku hendak menelpon, dicari
cari hapenya tidak ketemu. Karena kebetulan adik istriku ada dirumah, diapun meminjam hape
adiknya untuk menghubungi nomorku, hanya untuk menanyakan ‘apakah saya melihat
dimana hapenya atau tidak?’. Dan istriku kaget karena yang menjawab
panggilannya bukan suara saya, tapi suara laki laki lain yang menjawab, “saya
temukan hape ini diatas mesin ATM di SPBU Jalan Tun Abdurrazak”. Istriku tentu
saja kaget, lalu kemudian bernegosiasi dengan laki laki itu untuk ketemu. Si
penemu kemudian menentukan tempat bertemu di sekitar perumahan Citra Land
Celebes yang tidak jauh dari gerai ATM tempat dia menemukan hapeku. Dengan
mengendarai motor yamaha-nya, istriku menemui laki laki itu yang ternyata masih
usia muda dan kelihatan seperti seorang karyawan, dan segera memberikan hapeku
ke istriku. Selamatlah Hapeku. Ternyata keyakinanku bahwa orang yang menemukan
hapeku adalah orang baik, adalah benar adanya. Ternyata pula si penemu, sempat
memposting ke group WA alumni-ku tentang hapeku yang ditemukannya, dan
ditanggapi bermacam macam oleh anggota groupku.
Kesimpulan dari
peristiwa yang saya alami ini adalah bahwa, jika hape anda hilang karena
tertinggal disuatu tempat, kemungkinan besar anda akan menemukannya kembali.
Yakinlah bahwa jauh lebih banyak orang baik dari pada orang jahat didunia ini.
Dan tentu saja, jangan terlalu stress dan tetap berdoa kepada sang maha
Pengatur kehidupan.
(Gambar hanya illustrasi, dari google)