"Nawanawa" dalam bahasa Bugis yang artinya "isi pikiran, curahan hati, apa saja yang ada dalam benak, keadaan bathin dan perasaan......". Isi blog ini adalah apa saja yang ada didalam pemikiran saya, berbagai pengalaman saat melakukan perjalanan, hal hal kecil dalam kehidupan sehari hari. Ada juga beberapa artikel saya terjemahkan dari artikel berbahasa Inggris. "I write because I don't know what I think until I read what I say" -Flannery O'Connor
Celoteh Bocah di Kereta Malam (Melbourne - Sydney)
Pada hari Sabtu tanggal 17 januari 2004, saya dan seorang teman mahasiswa dari Indonesia bernama Sandy melakukan perjalanan naik kereta dari Melbourne ke Sydney. Waktu itu kami liburan musim panas (summer break). Kami kuliah di UNSW Sydney, waktu itu dan memutuskan untuk jalan jalan ke Melbourne. Kebetulan saya mengenal beberapa teman mahasiswa Indonesia yang kuliah di Melbourne. Saat liburan musim panas tiba, saya dan Sandy sepakat untuk traveling ke Melbourne. Saat berangkat kami naik pesawat, dan untuk menghemat, pulangnya naik kereta saja. Setelah berwisata selama 3 hari di negara bagian Victoria dengan mengunjungi berbagai objek wisata seperti: Philip Island, Great Ocean Road, Museum, kampus University of Melbourne, Tugu pahlawan, Botanical Garden dll. Juga sempat berkunjung ke apartemen teman teman mahasiswa asal Indonesia.
Perjalanan pulang dari Melbourne ke Sydney bermula dari Stasiun kereta “Spencer Station” sekitar jam 6 sore. Karena musim panas, biasanya jam 8 baru terbenam matahari. Jam 7.15 sore, kereta berangkat dari Spencer Station, mengawali perjalanan panjang 12 jam sepanjang malam dari Melbourne ke Sydney. Saya dan Sandy duduk berdampingan dan didepan kami menempati dua baris tempat duduk, tiga anak anak laki-laki bule Australia yang berumur sekitar 4 – 5 tahun. Dari pembicaraan mereka saya bisa mengetahui nama dua orang anak, yaitu Troy dan Michael. Percakapan mereka menarik perhatian saya. Dengan bahasa Inggris Australi yang khas, mereka mendiskusikan berbagai macam topik. Mereka berasal dari dua keluarga yang berbeda. Dua anak yang pas didepanku, bersaudara dan ibunya duduk diseberangnya, diantarai oleh lorong kereta. Didepannya lagi seorang anak dari penumpang lainnya, selalu menghadap kebelakang supaya bisa berdiskusi dengan kedua anak yang didepanku.
Diawal perjalanan, mereka saling bercerita tentang anjing peliharaan mereka, tentang kecerdikan anjing mereka masing masing. Ada yang mengatakan, “Anjing saya sudah bisa mengambil koran yang ada dihalaman rumah loh”. Yang lain menimpali, “Anjingku bisa duduk kalau diperintah.” Topik lainnya yang mereka bicarakan adalah tentang vegetarian. Anak yang didepan mengatakan bahwa kalau dia besar nanti akan menjadi vegetarian. Saya agak heran, karena anak anak yang masih berumur 4 atau 5 tahun tapi sepertinya mengerti betul apa yang disebut vegetarian. Pembicaraan mereka juga tentang bagaimana kereta yang baik, fasilitas apa saja yang mestinya disediakan dan lain lain. Tentang Xena (film serial tentang perempuan jagoan yang juga pernah disiarkan di Indonesia) juga mereka perbincangkan sebelum mereka turun di daerah Wagga Wagga, sekitar jam 12.15.
Sejak turunya bocah bocah itu, perjalanan malam itu jadi agak sunyi. Hanya deru roda kereta yang terdengar. Saya yang belum mengantuk jadi berpikir, betapa bedanya antara anak anak Indonesia dengan anak anak Australia. Mungkin karena sistem pendidikannya yang berbeda, atau pola pengasuhan, entahlah. Saya hanya berharap suatu saat nanti mutu pendidikan kita di Indonesia sama dan setara dengan pendidikan dinegara maju, seperti Australia.
Saat sebagian besar penumpan tidur, saya banyak berpikir, termasuk tentang tranportasi kereta di Australia yang begitu lancar, nyaman, manusiawi dan sangat terjangkau. Sisa sisa malam berlalu dengan melewati berbagai kota, bermula dari Melbourne, Valla, Wangaratta, High Point, Albury, Culcairn, Wagga Wagga, Cootamurra, Hardyn, Goulburn, Mossvale, Bankstown dan akhirnya Sydney. Sejak dari Wagga Wagga, tempat turunnya kedua bocah “cerewet” itu suasana kereta jadi sepi, kecuali dua orang penumpang dibelakang saya yang bercakap dalam bahasa Mandarin, mulai dari Melbourne sampai Sydney. Kami tiba di Central Station di Sydney sekitar pukul 6 pagi. Perjalanan yang menyenangkan….... (Sumber gambar dari Web dan telegraph.co.uk)
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku Cerdas Sulawesi Selatan, Bunga Rampai Pengetahuan tentang Sulawesi Selatan
Judul: Buku Cerdas Sulawesi Selatan Penulis: Shaff Muhtamar Penerbit: ...
Popular Posts
-
Suku bangsa Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan, termasuk dua diantara sedikit suku bangsa di Indonesia yang memiliki tradisi tulis menul...
-
Masih pagi pagi sekitar jam 6 diperumahan tempat tinggalku sudah terdengar bunyi khas terompet penjual Buroncong, salah satu penganan tradis...
-
Kapurung adalah salah satu makanan khas Sulawesi Selatan yang berasal dari Kabupaten Luwu yang ada dibagian utara Provinsi Sulawesi Selatan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar