"Nawanawa" dalam bahasa Bugis yang artinya "isi pikiran, curahan hati, apa saja yang ada dalam benak, keadaan bathin dan perasaan......". Isi blog ini adalah apa saja yang ada didalam pemikiran saya, berbagai pengalaman saat melakukan perjalanan, hal hal kecil dalam kehidupan sehari hari. Ada juga beberapa artikel saya terjemahkan dari artikel berbahasa Inggris. "I write because I don't know what I think until I read what I say" -Flannery O'Connor
Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar
Masjid Al-Markaz Al-Islami di Makassar adalah termasuk masjid termegah di Sulawesi Selatan atau bahkan di Indonesia timur. Lokasi masjid ini yang luasnya sekitar 10 hektar dulunya adalah kampus Universitas Hasanuddin Baraya sebelum pindah ke KM 10 di Tamalanrea. Masjid yang terletak di pertigaan Jalan Mesjid Raya dengan Jalan Sunu mulai dibangun atas prakarsa dan ide Jend. (purn) TNI M. Yusuf pada tahun 1989 saat menjalankan ibadah haji. Sejak tercetusnya ide pembanguna masjid, sumbangan dana berdatangan dari para pengusaha muslim seperti HM. Jusuf Kalla, Ir. Abu Rizal Bakrie, maupun pengusaha non-muslim seperti Prayogo Pangestu dan Harry Darmawan.
Arsitek masjid ini adalah Ir. Achmad Noe’man seorang arsitek dari ITB Bandung. Bentuk fisik bangunan adalah perpaduan antara Masjid Al-Nabawi di Medinah dengan Masjid tua Al-Hilal Katangka, Makassar. Masjid Al Hilal ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, raja Gowa pada tahun 1687. Bangunan masjid terdiri dari tiga lantai, dimana lantai dasar adalah perkantoran dan aula. Aula masjid dipersewakan untuk acara diskusi, seminar, konferensi, meeting maupun pesta pernikahan. Lantai kedua yang luasnya sekitar 4000 m persegi untuk jamaah laki laki dan lantai ke-3 yang berbentuk U untuk jamaah perempuan. Masjid ini mampu menampung 10.000 jamaah. Ada dua bangunan di kiri dan kanan masjid yang merupakan tempat berwudhu dan kamar mandi.
Masjid Al Markaz Al-Islami memiliki 5 menara. Menara yang tertinggi mencapai 87 meter. Sistem loud speaker yang dipasang di menara ini dirancang oleh teknisi dari Jepang dan suara azan bisa terdengar sampai jauh. Seluruh lantai masjid menggunakan granit. Dinding masjid dihiasi dengan ukiran ukiran, ornamen dan kaligrafi yang indah. Masjid ini juga dilengkapi dengan eskalator pada tangga bagian depan (pintu utama). Eskalator ini diperuntukkan bagi jamaah lanjut usia. Berbeda dengan masji lain pada umumnya, Masjid Al-Markaz Al-Islami tidak memiliki tiang atau pilar penyangga dilantai 2 dan 3 sehingga terasa sangat luas, lapang dan sejuk. Dibagian tengah masjid tergantung lampu kristal yang sangat indah yang merupakan perpaduan antara motif Islam dan seni tradisional Sulawesi Selatan.
Jika anda datang ke Makassar, jangan lupa mengunjungi Masjid Al-Markaz Al-Islami.
Gambar: koleksi pribadi dan berbagai sumber dari Google.com
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Buku Cerdas Sulawesi Selatan, Bunga Rampai Pengetahuan tentang Sulawesi Selatan
Judul: Buku Cerdas Sulawesi Selatan Penulis: Shaff Muhtamar Penerbit: ...
Popular Posts
-
Suku bangsa Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan, termasuk dua diantara sedikit suku bangsa di Indonesia yang memiliki tradisi tulis menul...
-
Masih pagi pagi sekitar jam 6 diperumahan tempat tinggalku sudah terdengar bunyi khas terompet penjual Buroncong, salah satu penganan tradis...
-
Kapurung adalah salah satu makanan khas Sulawesi Selatan yang berasal dari Kabupaten Luwu yang ada dibagian utara Provinsi Sulawesi Selatan....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar