Anak PKL atau Siswa PKL yang saya maksud disini bukan Pedagang Kaki Lima, tapi siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dikantor kantor baik kantor pemerintah maupun swasta. Di kantor kami salah satu kantor Instansi pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan setiap tahun menerima siswa PKL dari berbagai sekolah kejuruan di Sulawesi Selatan dan Tenggara. Ada sekolah yang menyebutnya Prakerin (Praktek Kerja Industri). Jumlah siswa yang diterima tiap sekolah mulai dari 1 – 7 orang. Tujuan utama PKL ini sebenarnya adalah untuk memperkenalkan siswa SMK kepada dunia kerja, sehingga pada saat mereka tamat bisa langsung beradaptasi dengan dunia kerja.
Dapat saya katakan bahwa sebagian dari mereka memang cukup menguasai sistem administrasi perkantoran, tapi sebagian lainnya hanya sekedar melaksanakan program diberikan oleh sekolah. Rata rata menguasai program Office (microsoft Word, Excell, Powerpoint dan Access) tapi kadang ada juga yang tidak teliti. Kalau misalnya disuruh mengetik dokumen di komputer, seringkali banyak kata yang kelebihan huruf atau kekurangan huruf. Misalnya kata “kurang” ditulis “kuran” atau kata “dokumen” ditulisnya “dokumeng”. Istilah seperti ini dalam bahasa Makassar “Okkot”. Tapi ada juga yang sangat cerdas, dan menguasai software dan hardware. Pernah dari salah satu siswa SMK kejuruan swasta di Makassar, bahkan bisa menghapus semua virus virus yang mengganggu PC kami di kantor dan bahkan membantu menginstal software kecil yang kami butuhkan. Biasanya siswa (siswi) yang kurang terampil, biasanya diberi tugas misalnya, membawa surat surat dari bidang yang satu ke bidang lainnya dan pekerjaan manual lainnya.
Hal hal lain yang pernah terjadi diluar kontrol kantor misalnya ada anak PKL yang menjalin cinta dengan anak PKL lain dari sekolah lain yang kebetulan sama sama PKL di kantor kami. Pernah juga ada istri teman kantor marah marah karena suaminya katanya ada main dengan anak siswi PKL dikantor. Baru baru ini dua orang siswi PKL dikantor kami mengalami kesurupan. Sehabis upacara bendera, keduanya mencuci piring disalah satu wastafel dekat toilet dilantai dua. Disana mereka mendengar ada suara orang menangis. Secara spontan, keduanya berteriak histeris. Keduanya kemudian dipanggil, untuk ditanyai apa yang terjadi, ketika tiba tiba keduanya menangis seperti kesakitan. Akhirnya keduanya kesurupan, berteriak teriak seakan bukan dirinya yang berteriak. Salah satunya berteriak begini: “bersihkan itu, bersihkan, licin, kotor itu kotor!!!” Seakan akan dia tidak suka wastafel dan toilet kotor dan licin. Terpaksa kedua siswi tersebut diistirahatkan selama tiga hari baru masuk praktek lagi.
Secara umum, kehadiran anak siswa PKL dikantor kami sangat membantu. Mereka juga terbantu dengan adanya pengalaman bekerja dikantor, kami juga terbantu dengan pekerjaan yang bisa mereka selesaikan dengan baik.
"Nawanawa" dalam bahasa Bugis yang artinya "isi pikiran, curahan hati, apa saja yang ada dalam benak, keadaan bathin dan perasaan......". Isi blog ini adalah apa saja yang ada didalam pemikiran saya, berbagai pengalaman saat melakukan perjalanan, hal hal kecil dalam kehidupan sehari hari. Ada juga beberapa artikel saya terjemahkan dari artikel berbahasa Inggris. "I write because I don't know what I think until I read what I say" -Flannery O'Connor
Siswa PKL, Magang, Prakerin
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Makassar, Sulawesi Selatan
Kota Makassar adalah ibukota provinsi Sulawesi Selatan adalah salah satu kota tua yang ada di Indonesia dengan luas wilayah 45.519 km2 dengan jumlah penduduk kurang lebih 8 juta jiwa. Bandar Udaranya bernama Bandar udara internasional Sultan Hasanuddin yang merupakan bandar udara termegah di Indonesia kawasan timur. Antara pusat kota dengan Bandara dihubungkan oleh jalur jalan tol dan dapat ditempuh hanya sekitar 15 menit saja.
Kota Makassar memiliki 12 pulau yang indah yang dapat dijadikan tujuan wisata bahari. Ada pulau Samalona dengan pasir putih dan terumbu karang yang indah. Banyak penyelam yang datang ke pulau ini untuk melakukan diving, snorkeling atau sekedar berenang dipantainya. Ada pulau Khayangan, pulau Barrang Lompo, pulau Kodingareng dll. Di kota ini juga ada dua benteng besar yaitu Benteng Forth Rotterdam yang terkenal dan benteng Somba Opu. Monumen Mandala adalah salah satu obyek wisata lainnya di Makassar. Monumen ini dibangun untuk mengenang perang pembebasan Irian Barat (sekarang Papua dan Papua Barat) tahun 1963. Monumen ini terletak ditengah tengah kota, tepatnya di Jalan Jend. Sudirman, tidak jauh dari Karebosi yang merupakan alun alun kota Makassar. Monumen Mandala dilengkapi dengan panggung pertunjukan, dan disekitarnya banyak terdapat hotel dan café, biro perjalanan, pusat jajanan dan perbelanjaan. Makassar juga memiliki dua museum, yaitu Museum Kota yang terletak di jalan Balaikota dan Museum I La Galigo yang terdapat pada salah satu gedung di benteng Forth Rotterdam.
Bagi anda yang menyukai wisata religi juga dapat dilakukan di kota Makassar. Ada Masjid Al-Markaz Al-Islami dan Masjid Raya yang saling berdekatan. Ada masjid Al-Hilal di Katangka yang merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan. Makam Syech Yusuf di Ko’bang yang telah diangkat sebagai seorang pahlawan nasional oleh pemerintah. Ada Makan Raja raja Tallo dan Makam Sultan Hasanuddin di daerah Gowa.
Di Makassar ada beberapa pantai yang ramai dikunjungi terutama saat liburan. Pantai Losari yang terkenal yang terletak dipusat kota dimana kita bisa menikmat sunset disini. Pantai Losari sering dijadikan arena pertunjukan musik dan arena promosi. Disekitarnya tersedia banyak restoran khas Makassar, dan saran perahu bebek dan banana boat sehingga pengunjung apat menyaksikan kota Makassar dari arah laut. Ada pantai Akkarena, dan Pantai Tanjung Bayam dibagian barat kota. Pelabuhan Paotere juga dapat dikunjungi, untuk menyaksikan kesibukan perahu perahu nelayan tradisional dan pedagang yang berlayar sampai ke Kalimantan dan pulau lain di Indonesia. Ada “Trans Studio” yang merupakan Disneyland mini yang ada di Makassar yang merupakan magnet baru pariwisata di Indonesia Timur. Wisata kuliner juga dengan mudah dijumpai di kota Makassar. Makanan khas Makassar seperti coto Makassar, Pisang Epe, Es Pisang ijo, Pallu Butung dll, dapat dijumpai dengan mudah di sekitar pantai Losari.
Sumber foto: fkmtsi.blogspot.com, kemenag.go.id., metagini.com., thetravelworld.com., srwahyuni.blogspot.com.
Label:
Kuliner Makassar,
Makassar,
Masjid Al-Markaz Al-Islami,
Mesjid Raya,
Monumen Mandala,
Museum I La Galigo,
Paotere
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Obat Pilek Untuk Bayi
Ibu ibu seringkali kebingungan saat bayinya kena pilek. Bingung karena tidak yakin apa yang harus dilakukan. Tidak mungkin dikasi minum obat pilek anak. Ketika anak saya yang pertama masih bayi, juga pernah kena pilek. Hidungnya beringus dan kalau tidur seperti sedang mengorok. Mertua saya kemudian memberikan resep sebagai berikut: ambil satu ruas bangle secukupnya, kupas dan cuci bersih, bawang merah satu siung, cengkeh beberapa biji dan kapulaga secukupnya. Semua bahan ini ditumbuk halus dan kemudian ditempelkan pada ubun ubun bayi. Sebaiknya pada saat bayi sedang tidur. Obat yang telah ditumbuk sebaiknya hanya sekali pakai, jadi tidak perlu banyak, yang penting bisa menutupi ubun ubun bayi. Alhamdulillah, anak saya bisa sembuh keesokan harinya, dan sembuh total pada hari kedua pengobatan.
Bahan bahan ini semua ada dipasar tradisional. Bahkan juga ada dijual di toko retail modern semacam Carrefour, Hypermart, Lotte dll. Biasanya pada bagian rempah rempah atau bagian “herbal medicine” atau jamu jamuan. Selamat mencoba!
Catatan/ Note: Bangle (Zingiber purpureum roxb), bawang merah (Allium cepa), Cengkeh (Syzygium aromaticum), Kapulaga (Amamum campactum soland)
Foto: koleksi pribadi
Label:
bayi,
Herbal Medicine,
kesehatan,
Obat Tradisional,
Pilek
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Perpustakaan di Australia
Selama saya tinggal dan belajar di Sydney, saya banyak beriteraksi dengan perpustakaan disana. Selain untuk kepentingan studi, juga untuk menambah pengetahuan bagaiamana pengelolaan perpustakaan. Saya menjadi anggota pada dua perputakaan yaitu perpustakaan kampus di UNSW (University of New South Wales) juga pada perpustakaan council yaitu Bowen Library di suburb Maroubra. Beberapa perpustakaan juga sempat saya kunjungi, diantaranya, State Library of New South Wales yang ada di Macquaries Street, persis didepan Royal Botanical Garden, perpustakaan University of Sydney, Perpustakaan Nasional di Canberra dan lain lain. Saya masih ingat didepan State Library, ada patung sastrawan dunia seperti William Shakespeare dan Robert Burns.
Tentang layanan perpustakaan, di perpustakaan kampus, kami bisa meminjam buku sampai 99 eksemplar. Demikian juga di Bowen library, yang menyiapkan trolley kecil untuk pengunjung yang akan meminjam banyak buku. Perpustakaan bukan sekedar tempat meminjam buku, karena ada beberapa kegiatan yang rutin dilaksanakan, misalnya bedah buku, temu pengarang, diskusi buku dan film, taman bermain anak anak dan lain lain. Tiap tahun, koleksi buku diperbaharui. Setiap kali terbit buku edisi terbaru, maka edisi lama akan disimpan untuk dijual pada event Book Fair. Bukan hanya buku yang selalu diperbarui, software komputer pun hampir diperbarui setiap kali ada edisi/ versi terbaru dipasaran. Misalnya pada saat Windows 2007 muncul, maka semua software windows 2003 yang selama ini digunakan langsung diganti dengan yang baru.
Mahasiswa baru terutama mahasiswa asing di UNSW selalu mendapatkan pelatihan penggunaan perpustakaan sebelum memasuki perkuliahan. Bagaimana caranya menulis essay, mengumpulkan informasi, menggunakan internet, membuat slide Powerpoint, cara menghindari penjiplakan (plagiarism) dll, semua diajarkan. Semuanya gratis. Pihak kampus juga melaksanakan Campus Tour setiap hari saat penerimaan mahasiswa baru, ditujukan bagi mahasiswa baru. Tujuannya agar mahasiswa baru mengenali kampusnya dengan baik, mengetahui lokasi kantin, lokasi tempat ibadah, tempat olah raga, Gym, kolam renang, ATM dan Bank, toko buku, diskotik, poliklinik, tempat fotocopy, kantor senat, perkumpulan olahraga, dll.
Mahasiswa dapat meregister sendiri buku buku yang dipinjamnya. Caranya sama dengan pemindaian barang yang dibeli disupermarket yaitu dengan menyorotkan barcode buku pada scanner. Lama peminjaman yaitu empat minggu dan dapat diperpanjang dengan berbagai cara: datang ke perpustakaan dengan membawa buku yang akan diperpanjang peminjamannya, lewat internet, dan lewat telpon. Perpustakaan buka sampai jam 10 malam, tetapi pada saat ujian semester, dibuka sampai tengah malam (jam 12.00 atau jam 01.00 dinihari). Di beberapa negara maju, ada perpustakaan yang buka selama 24 jam.
Layanan lain diperpustakaan adalah “interlibrary loan” yaitu layanan peminjaman antar perpustakaan. Misalnya kalau buku yang kita cari tidak ada, maka akan diusahakan dicari dan dipinjamkan dari perpustakaan lain. Ada juga layanan khusus untuk para lanjut usia/ jompo dan orang cacat atau sakit yang tidak bisa ke perpustakaan karena alasan usia dan kesehatan. Pada hari hari tertentu, mereka dibawakan buku buku baik fiksi maupun non-fiksi, juga buku buku multimedia (buku dalam bentuk CD, yang bersuara), Film, atau juga buku ‘large print’ atau cetak besar.
Layanan perpustakaan multimedia-nya sangat lengkap. Misalnya kalau kita meminjam buku resep masakan, kita juga bisa meminjam Video atau DVD-nya dan bisa diputar dirumah (di player untuk Video) atau di PC untuk DVD. Jadi sambil membaca bukunya, kita bisa nonton cara masaknya. Buku buku untuk tunanetra juga banyak disediakan, baik yang dalam huruf Braille maupun buku ‘bersuara’. Orang orang cacat yang menggunakan kursi roda dapat dengan mudah mengunjungi Perpustakaan, karena semua perpustakaan dan gedung lain diharuskan menyediakan access/jalan masuk untuk orang cacat (disabled person). Kalau tidak, dianggap melanggar hak azazi manusia.
Di Bowen library, Maroubra juga tersedia banyak sekali CD musik dan Kaset video film serta seri pelajaran bahasa asing. Saya jarang meminjam film, tapi lebih sering meminjam CD musik. Jenis CD musik yang disimpan di perpustakaan biasanya yang tradisional dan musik alternatif dari berbagai negara. Saya pernah melihat CD musik tradisional angklung dari Jawa Barat di perpustakaan ini. Yang agak mengherangkan, di Australia kaset Video masih berkuasa dan tidak menghilang, meski DVD dan VCD sudah banyak. Tempat video rental yang ada dekat apartemen saya hanya menyediakan Kaset Video (VHS dan Betamax) dan tidak ada DVD maupun VCD. Di Indonesia, kita sudah jarang menemukan kaset Video, yang telah terjajah oleh media Digital…
Foto: koleksi pribadi
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Berlayar dengan KRI Makassar
Pada bulan Oktober 2009 lalu, saya dan ratusan orang lainnya mengikuti pelayaran dengan Kapal Perang KRI Makassar, pada saat launching program Takabonerate Expedition 2009. Pelayaran dimulai dari Pelabuhan laut Soekarno Hatta, Makassar ke kepulauan Selayar dan kembali ke Makassar selama 4 hari. Dalam pelayaran ini ikut serta Gubernur dan wakil Gubernur, panglima Kodam VII Wirabhuana, pejabat eselon 2 Pemda Provinsi, Pramuka, artis dari Jakarta, wartawan, rombongan pelajar dan mahasiswa pencinta alam, peneliti dan utusan berbagai lembaga yang terkait langsung dengan kelautan dari hampir seluruh provinsi di Indonesia.
KRI Makassar di kukuhkan oleh Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Slamet Soebijanto, pada 1 Agustus 2007 di Pelabuhan laut Soekarno –Hatta Makassar. Nama Makassar diabadikan pada kapal ini mengingat sejarah maritim yang sangat kuat pada pelaut Makassar dimasa lampau, terutama pada masa kejayaan Kerajaan Gowa.
Berlayar dengan kapal KRI Makassar membuat saya merasa bangga bisa menjelajahi wilayah laut negeri tercinta, meskipun hanya 4 hari dilingkungan Takabonerate, Kepulauan Selayar. Pengalaman langka dan tak terlupakan karena kami yang ikut berlayar merasa seolah olah bagaikan pelaut dan sekaligus angkatan perang laut. KRI Makassar adalah kapal perang yang dibuat di Korea Selatan oleh perusahaan Daesung Shipbuildings & Engineering Co., Ltd. Kapal ini panjangnya 122 meter dan lebar 22 meter, tinggi 35 meter dengan kecepatan maksimum 15,1 knots, jelajah 13,5 knots. Jumlah personel yang dapat ditampung sebanyak 618 personel, juga dapat menampung 22 kendaraan tempur, 15 truk dan 3 helikopter. Kapal ini juga dilengkapi dengan landasan helikopter (helipad) dan juga bisa berfungsi sebagai Rumahsakit Laut.
Kami ditempatkan di kamar kamar prajurit TNI dengan tempat tidur bersusun. Meskipun terasa agak sempit, tapi cukup bersih. Masing masing rangjang dipasangi tirai untuk privasi saat tidur. Kamar mandi dan toiletnya juga cukup bersih, hanya saja tempat mandinya berjajar pakai shower dan terbuka, jadinya kalau mandi agak risih karena tidak terbiasa mandi ramai ramai. Tempat makan didapur harus antri karena banyaknya peserta. Makan menggunakan wadah omprengan aluminium, dan menunya berganti tiap hari dan lumayan enak.
Pada saat tiba dikawasan Takabonerate, kapal berhenti di tengah laut dan bagian belakang kapal bisa terbuka, dan perahu kecil dan perahu karet bisa masuk, karena air laut juga masuk sampai hampir ke bagian tengah kapal. Banyak peserta yang berenang dilaut tapi tetap dalam kapal dengan pemandangan laut lepas. Di Takabonerate, kami dijemput oleh penduduk lokal dengan perahu perahu kecil untuk dibawa berkelana ke pulau pulau kecil seputaran Takabonerate. Saya dan beberapa mahasiswa ikut ke rombongan Wakil Gubernur berkunjung ke Pulau Rajuni, dan selanjutnya ke Pulau Tinabo. Selama pelayaran kami bisa menyaksikan bagaimana prajurit TNI AL bertugas selama dilaut, menurunkan dan menaikkan perahu karet dari kapal turun kelaut. Satu pengalaman yang sungguh mengesankan.
Foto foto: koleksi pribadi
Label:
kapal perang TNI AL,
KRI Makassar
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Tentang Gelar Akademik
Sejak saya pulang dari Australia dengan membawa gelar akademik S2 yaitu MIM (Master of Information Management) dari University of New South Wales, hampir semua undangan yang saya terima selalu mencantumkan gelar akademik saya itu dibelakang namaku. Masalahnya adalah bahwa 90% gelar akademik yang diundangan salah. Ada yang menulis namaku “Suharman Musa, S.S., MBA”, ada juga yang memberi gelar MA, MSi, MM, MPH dan bahkan ada yang pernah menulis namaku diundangan “Suharman Musa, S.S., Min.” Padahal meskipun tidak mencantumkan gelar akademik saya, saya akan tetap akan datang menghadiri undangan kalau memang tidak ada halangan.
Gelar akademik atau gelar akademis adalah gelar yang diberikan kepada lulusan pendidikan akademik bidang studi tertentu dari suatu perguruan tinggi. Gelar akademik kadangkala disebut dengan istilahnya dalam bahasa Belanda yaitu titel. Gelar akademik terdiri dari sarjana (bachelor), magister (master), dan doktor (doctor). Sebenarnya, gelar akademik tidak perlu dicantumkan pada undangan yang bersifat pribadi dan untuk acara keluarga seperti undangan pesta pernikahan, pesta sunatan, Aqiqah, syukuran wisuda atau masuk rumah baru. Gelar akademik itu baru perlu dicantumkan kalau misalnya undangan untuk mengajar, membawakan makalah, pembicara pada seminar, atau kegiatan keilmuan lainnya. Setidaknya dengan mencantumkan gelar akademik, maka audiens, peserta diklat atau peserta seminar dapat mengetahui kemampuan seseorang dengan gelar akademik yang dimilikinya. Kalau dipikir, apa hubungannya antara gelar akademik dengan pernikahan? Alasan orangtua dulu, karena kita mengundang mereka dan mengharapkan kedatangan mereka maka semua gelar yang dimilikinya, baik gelar akademik, gelar kebangsawanan, gelar keagamaan harus dicantumkan. Artimya, pihak yang mengundang sangat mengharapkan kedatangan orang yang diundang dan berusaha menyenangkan mereka dengan mencantumkan pada undangan gelar gelar yang dimilikinya. Kenyataan, semasa dikampung dulu, kalau seorang Haji diundang tapi tidak atau lupa dicantumkan gelar H. atau Hj. maka dia tidak datang. Begitu juga dengan gelar kebangsawanan Bugis seperti Andi dan Petta. Banyak yang menolak datang kesuatu acara jika pada undangan tidak dicantumkan gelar kebangsawanannya.
Sekarang ini, kalau saya amati, sepertinya gelar akademik begitu mudah diperoleh. Ada seseorang yang saya kenal baik, bertemu hampir tiap hari dan tidak pernah saya melihatnya sibuk dengan tugas tugas kuliah, eh tiba tiba undangan syukuran wisuda S2 (magister)nya sudah ada diatas meja kerjaku. Heran! Banyak lembaga pendidikan ditanah air yang kualitasnya dan legalitasnya meragukan, tapi tetap dengan royalnya memberi gelar gelar akademik baik tingkat Magister (S2) maupun gelar Doktor atau PhD (S3). Di Makassar ada universitas yang kampusnya hanya terdiri dari beberapa petak ruko (rumah toko) tapi mendidik ribuan mahasiswa, mulai dari Diploma 2 dan 3 Keperawatan dan Kebidanan, S1 dengan belasan jurusan dan fakultas, sampai program magister dan doktor. Entah bagaimana kualitasnya. Entah bagaimana pengawasan dari dinas pendidikan dan DIKTI. Mengapa begitu banyak orang ingin memakai gelar akademik dibelakang namanya, tapi tidak mau bersusah payah belajar? Dengan uang mereka bisa membeli gelar akademik. Tanpa buang waktu, tanpa repot kerja tugas. Resikonya? Banyak orang terkait dengan ijazah palsu, baik pejabat maupun anggota dewan. Begitulah pendidikan kita….
Label:
Gelar akademik
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Sydney, Chinese Friendship Garden
Taman ini terletak di kawasan Darling Harbour, Sydney, Australia. Taman yang indah ini adalah hadiah dari pemerintah Provinsi Guang Zhou, di China, dan dibangun tahun 1988 untuk merayakan 200 tahun kedatangan orang Eropa untuk bermukim di Australia. Taman persahabatan ini merupakan taman China terbesar diluar China. Ditaman ini terdapat kolam yang indah dan air terjun, serta tempat beristirahat yang nyaman dan teduh. Ada juga teahouse tradisional dan para pengunjung bisa berpose dengan pakaian tradisional China dengan biaya yang terjangkau. Dibuka dari jam 9.30 pagi sampai jam 5 sore.
Gambar: koleksi pribadi dan ninemsntravel.com.au
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Masjid Al-Markaz Al-Islami Makassar
Masjid Al-Markaz Al-Islami di Makassar adalah termasuk masjid termegah di Sulawesi Selatan atau bahkan di Indonesia timur. Lokasi masjid ini yang luasnya sekitar 10 hektar dulunya adalah kampus Universitas Hasanuddin Baraya sebelum pindah ke KM 10 di Tamalanrea. Masjid yang terletak di pertigaan Jalan Mesjid Raya dengan Jalan Sunu mulai dibangun atas prakarsa dan ide Jend. (purn) TNI M. Yusuf pada tahun 1989 saat menjalankan ibadah haji. Sejak tercetusnya ide pembanguna masjid, sumbangan dana berdatangan dari para pengusaha muslim seperti HM. Jusuf Kalla, Ir. Abu Rizal Bakrie, maupun pengusaha non-muslim seperti Prayogo Pangestu dan Harry Darmawan.
Arsitek masjid ini adalah Ir. Achmad Noe’man seorang arsitek dari ITB Bandung. Bentuk fisik bangunan adalah perpaduan antara Masjid Al-Nabawi di Medinah dengan Masjid tua Al-Hilal Katangka, Makassar. Masjid Al Hilal ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, raja Gowa pada tahun 1687. Bangunan masjid terdiri dari tiga lantai, dimana lantai dasar adalah perkantoran dan aula. Aula masjid dipersewakan untuk acara diskusi, seminar, konferensi, meeting maupun pesta pernikahan. Lantai kedua yang luasnya sekitar 4000 m persegi untuk jamaah laki laki dan lantai ke-3 yang berbentuk U untuk jamaah perempuan. Masjid ini mampu menampung 10.000 jamaah. Ada dua bangunan di kiri dan kanan masjid yang merupakan tempat berwudhu dan kamar mandi.
Masjid Al Markaz Al-Islami memiliki 5 menara. Menara yang tertinggi mencapai 87 meter. Sistem loud speaker yang dipasang di menara ini dirancang oleh teknisi dari Jepang dan suara azan bisa terdengar sampai jauh. Seluruh lantai masjid menggunakan granit. Dinding masjid dihiasi dengan ukiran ukiran, ornamen dan kaligrafi yang indah. Masjid ini juga dilengkapi dengan eskalator pada tangga bagian depan (pintu utama). Eskalator ini diperuntukkan bagi jamaah lanjut usia. Berbeda dengan masji lain pada umumnya, Masjid Al-Markaz Al-Islami tidak memiliki tiang atau pilar penyangga dilantai 2 dan 3 sehingga terasa sangat luas, lapang dan sejuk. Dibagian tengah masjid tergantung lampu kristal yang sangat indah yang merupakan perpaduan antara motif Islam dan seni tradisional Sulawesi Selatan.
Jika anda datang ke Makassar, jangan lupa mengunjungi Masjid Al-Markaz Al-Islami.
Gambar: koleksi pribadi dan berbagai sumber dari Google.com
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Prajabatan Semi Militer di Pakkatto
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan atau Diklat Prajabatan ditujukan kepada para calon Pegawai negeri Sipil yang akan menjadi abdi negara. Diklat ini bertujuan untuk memperkenalkan segala hal yang berhubungan dengan tugas dan jabatan sebagai pegawai negeri sipil. Berbagai subyek pembelajaran diberikan selama diklat, misalnya aturan kepegawaian, pertahanan dan keamanan nasional, kebudayaan, administrasi, pelayanan kepada masyarakat, pengawasan, nilai nilai kejuangan, wawasan nusantara, pengelolaan keuangan dan lain lain.
Diklat prajabatan biasanya berlangsung selama dua bulan. Sebagai PNS pada salah satu Instansi Pemerintah di Sulawesi Selatan, saya ikut Diklat prajabatan pada tahun 1996, yang pada waktu itu dilaksanakan secara semi militer. Diklat dilaksanakan di Pakkatto di Kabuten Gowa sekitar 20km dari Makassar, yang merupakan tempat pelatihan militer di Markas RINDAM VII Wirabhuana. Diklat prajabatan semi militer ini hanya diperuntukkan bagi calon PNS yang golongan III (CPNS yang sarjana). Golongan I dan II mengikuti diklat biasa.
Di Pakkatto, kami para peserta dari berbagai instansi pemerintah di Sulawesi Selatan yang jumlahnya ratusan orang, tinggal dibarak barak tentara (TNI AD). Semua terasa berat pada awalnya. Ketika baru tiba saja,kami semua yang laki laki sudah harus dicukur seperti tentara. Latihan baris berbaris tanpa sambil bertelanjang dada dibawah terik matahari. Setiap pagi dan malam apel, dan setiap regu dihitung. Jika ada regu yang tidak lengkap, misalnya ada anggota yang keluar dari tempat diklat tanpa ada alasan yang jelas, maka semua anggota regu kena hukuman. Hukumannya biasanya disuruh push-up 20 atau 30 kali atau lari keliling lapangan “Hitam”. Disebut lapangan Hitam karena lapangan ini diaspal hitam, dan kami biasa upacara dan kegiatan lainnya disitu. Bahkan hukuman push-up pun dilaksanakan disitu dibawa terik matahari, sampai kadang sendi kepalan tangan kami menghitam dan lecet. Push-up ala militer tidak menggunakan telapak tangan sebagai tumpuan, tetapi kepalan tangan.
Tinggal di barak semua serba teratur. Seprai tempat tidur harus rapi dan tidak boleh kendor sedikitpun. Biasanya pelatih (anggota TNI) akan melemparkan koin keatas tempat tidur kami, dan jika tidak mental artinya rapi, alias sepreinya kendor. Meskipun hanya satu orang yang punya seprei yang tidak rapi, kami semua satu barak kena hukuman. Kami satu barak sepakat untuk saling membantu teman yang sama sekali tidak bisa dan tidak tahu cara merapikan seprai. Cukup banyak peserta yang sama sekali tidak pernah mengerjakan hal hal seperti itu. Sepatu pun harus diatur. Saya ingat, sendal harus yang paling luar, kemudian sepatu olahraga, kemudian sepatu formal hitam. Semua peralatan makan dan pakaian juga serba seragam. Gelas dan piring juga sama semua, dibagikan saat sebelum berangkat ke Pakkatto.
Selama diklat kami diberi makan tiga kali sehari, pagi pagi, siang dan malam. Kegiatan hariannya seperti ini: jam 4 subuh sudah harus bangun Apel pagi, kemudian senam atau olahraga lainnya, misalnya lari lari keliling Rindam, kemudian mandi dan shalat subuh, sarapan di barak khusus tempat makan, kemudian belajar diaula, makan siang, shalat lohor, belajar lagi sampai sore, shalat asar, kembali ke barak, mandi sore, shalat magrib, makan malam dan apel malam. Kegiatan itu berlangsung dari Senin sampai Jumat. Sabtu dan Minggu kami libur dan boleh kembali ke rumah masing masing.
Dari barak ke tempat makan harus berbaris dengan tertib. Tiba di tempat makan, juga harus langsung menuju meja meja makan dimana sudah tersedia makanan diatas meja dengan wadah omprengan aluminium dan harus segera mengisi tempat yang kosong. Jangan harap bisa memilih tempat duduk sendiri. Sebelum makan ada peserta yang memimpin doa. Kami yang ingin minum di barak boleh membawa gelas dan mengisinya ditempat makan. Kamar mandi dan toilet laki laki dan perempuan terpisah. Karena kami berjumlah ratusan orang, maka terkadang ditempat mandi harus bergilir, begitu juga dengan di toilet. Toiletnya terpisah dari kamar mandi, dan harus membawa air sendiri dari kamar mandi ke toilet. Setiap peserta memiliki ember seragam, yaitu ember hitam, yang ditempatkan disisi luar jendela kamar di barak. Kamar mandinya cukup luas dan kami para peserta harus rela mandi bersamaan pada kolam mandi memakai gayung masing masing. Ada yang cukup percayadiri (pede) mandi bugil tapi tidak sedikit yang malu malu dan mengenakan celana dalam saat mandi. Air untuk mandi kadang kadang jernih tapi kadang juga keruh kekuning kuningan.
Olahraga setiap pagi dilaksanakan. Ini yang berat karena dilaksanakan jam 4 subuh. Kami biasa dibangunkan dengan sirine tapi kadang juga dentuman meriam. Cukup banyak yang dihukum gara gara terlambat bangun atau terlambat mengikuti olahraga. Pernah pula olahraga dengan cara jalan kaki sejauh 12 kilometer, melewati bukit bukit berbatu diseputaran Pakkatto, melewati terowongan sempit dibawa gorong gorong jalan, atau berendam diair kotor. Ada beberapa peserta yang tidak sanggup dan akhirnya jatuh sakit.
Saya berhasil menyelesaikan diklat dengan baik, karena saya berusaha menikmati semua kegiatan, seberat apapun. Saya juga berusaha menikmati makanan yang terkadang jauh dari kategori enak. Melaksanakan perintah dengan hati: misalnya push-up dibawah terik matahari disiang bolong tanpa mengenakan baju, lari keliling lapangan hitam, atau bangun subuh untuk olahraga. Hasilnya selama dua bulan di Pakkatto, berat badan turun 9 kg, dan kulit menghitam 25% dari sebelumnya. Kalau sekarang diera reformasi, pelaksanaan Diklat prajabatan enak, didalam kota, diruangan yang ber AC dan makanan lezat berbagai rupa…..
Label:
Pakkatto,
prajabatan,
Rindam VII Wirabhuana
Saya Suharman Musa, seorang ASN, Pustakawan, suka menulis di Blog, suka jalan jalan, suka dengan hal hal berhubungan dengan buku, bookmark, postcard, dan perpustakaan....
Langganan:
Postingan (Atom)
Buku Cerdas Sulawesi Selatan, Bunga Rampai Pengetahuan tentang Sulawesi Selatan
Judul: Buku Cerdas Sulawesi Selatan Penulis: Shaff Muhtamar Penerbit: ...
Popular Posts
-
Suku bangsa Bugis dan Makassar di Sulawesi Selatan, termasuk dua diantara sedikit suku bangsa di Indonesia yang memiliki tradisi tulis menul...
-
Masih pagi pagi sekitar jam 6 diperumahan tempat tinggalku sudah terdengar bunyi khas terompet penjual Buroncong, salah satu penganan tradis...
-
Kapurung adalah salah satu makanan khas Sulawesi Selatan yang berasal dari Kabupaten Luwu yang ada dibagian utara Provinsi Sulawesi Selatan....